Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore tertekan melemah, karena "fund manager" asing memburu lagi dolar AS, yang kemudian diikuti Bank Indonesia (BI) ke pasar melakukan intervensi. "BI kembali masuk pasar untuk membeli rupiah dengan melepas dolar AS guna mengantisipasi kuatnya tekanan pasar terhadap rupiah setelah pada pagi hari sempat mendekati angka Rp9.400 per dolar AS," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Selasa. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp9.315/9.320 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.284/9.303 per dolar AS atau turun 31 poin. Rupiah, menurut dia, semula masih berada di posisi Rp9.340 per dolar AS, kemudian turun menjadi Rp9.330 per dolar AS dan kembali turun hingga di level Rp9.315 per dolar AS. "Kami optimis intervensi BI akan terus menekan faktor negatif terhadap rupiah," ujarnya. Ia mengatakan, BI masuk pasar dengan melepas cadangan dolarnya, namun kuatnya tekanan itu mengakibatkan rupiah masih di atas posisi Rp9.300 per dolar AS. "Kami optimis rupiah masih tertekan pasar, karena di pasar uang khususnya fund manager asing masih memburu dolar AS dan melepas rupiah," katanya. Pasar uang domestik pada pagi hari sempat panik oleh aksi fund manager asing yang membeli dolar AS dalam jumlah besar dan melepas rupiah. Upaya ini dilakukan untuk mengatasi gejolak ekonomi dunia yang melemah terutama di AS dan Eropa. "Masuknya BI ke pasar membuat rupiah sedikit bernafas karena tekanan pasar yang kuat mulai berkurang," ucapnya. Menurut dia, gejolak rupiah pada hari ini terutama disebabkan keadaan global dalam keadaan tertekan dengan adanya perlambatan ekonomi dunia, inflasi tinggi dan kerusakan sistem ekonomi di AS dan Eropa. "Dalam kondisi seperti ini pasti para pelaku pasar global akan mengamankan dananya dan dibawa ke negara asalnya, dan ini yang membuat rupiah mengalami tekanan," jelasnya. Sementara itu dolar AS melonjak terhadap euro di tengah berita bahwa Departemen Keuangan AS menyelamatkan dua raksasa pembiayaan perumahan Fannie Mae dan Freddie Mac. Mata uang tunggal Eropa di London turun menjadi 1,4118 dolar, merupakan level terendah sejak 10 Oktober.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008