Moskow (ANTARA News) - Dua pembom jarak-jauh Rusia akan kembali ke pangkalannya dari Venezuela dalam empat hari setelah kunjungan untuk memamerkan kekuatan militer Moskow dan membina hubungan dengan satu musuh AS. Pembom itu, yang dikenal di Barat dengan nama sandi NATO "Blackjack", mampu membawa senjata nuklir tapi tidak melakukannya dalam penerbangan ke Amerika Selatan itu. Pembom itu akan kembali ke Rusia pada 15 September, komandan Pasukan Udara Vladimir Drik mengatakan pada kantor berita Interfax. "Tidak ada senjata nuklir di atas pesawat itu," kata Drik. Kunjungan pembom Tu-160 itu merupakan pertanda dari ketegasan Rusia pada waktu ketegangan dengan AS, termasuk pada saat konflik Rusia-Georgia dan rencana AS untuk menempatkan perisai pertahanan rudal di Eropa timur. Warga dapat melihat pembom putih besar itu -- satu dihiasi dengan sebuah bintang merah dan bendera Rusia, lainnya memuat sebuah lingkaran biru dengan gambar angsa -- berada di sebuah pangkalan udara dekat kota industri Maracay. Pada Rabu Presiden Venezuela Hugo Chavez mengatakan pesawat tersebut di negara pengekspor minyak Amerika Latin itu untuk memperkuat hubungan militer dan menandingi pengaruh regional AS. Latihan bersama Pesawat pembom itu tiba beberapa hari setelah Rusia dan Venezuela mengatakan mereka dapat melakukan latihan angkatan laut bersama di Karibea akhir tahun ini yang akan melibatkan sebuah kapal perang Rusia berkekuatan-nuklir. Militer Rusia juga mempertahankan kemungkinan penerbangan pada masa depan ke Kuba dan bahwa Chavez mungkin akan terbang di atas Blackjack yang sekarang ini di negaranya. Iring-iringan mobil Chavez pernah terlihat pada suatu waktu bergerak ke pangkalan militer tersebut. Sekutu dekat Kuba yang menyebut bekas pemimpinnya Fidel Castro sebagai mentor, Chavez telah bercanda ia akan menyambut temannya itu dari salah satu pembom tersebut. "Saya akan menerbangkan satu dari jahanam itu," kata Chavez Rabu. Ketika diminta untuk berkomentar, kepala komando jarak-jauh angkatan udara Rusia, Pavel Androsov, mengatakan bahwa permintaan itu akan dipertimbangkan dengan positif. "Jika mereka minta kami, maka baik, jika mereka memberi kami perintah seperti itu, kami akan dengan aman mengangkutnya (Chavez) dan memperlihatkan padanya Karibea dari atas," kata Androsov seperti dikutip oleh Interfax. Androsov mengatakan pakar militer Rusia telah mempelajari lapangan terbang Kuba dan tidak akan ada masalah mendarat di negara itu, tapi hal itu sekarang ini belum direncanakan. Jurubicara deplu AS Sean McCormack mengatakan kehadiran pembom Rusia itu merupakan "sesuatu yang kami akan saksikan dengan sangat dekat". "Itu aset Perang Dingin," jurubicara AS tersebut menambahkan. "Saya akan menyerahkan pada Rusia dan Venezuela untuk melukiskan tujuan dari kegiatan mereka." Demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008