Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat sore menguat tipis, setelah Bank Indonesia meningkatkan intervensinya di pasar agar mata uang Indonesia tidak menembus angka Rp9.500 per dolar AS. "Intervensi BI itu hanya menjaga agar rupiah tidak melewati angka Rp9.500 per dolar AS, namun untuk bisa kembali di bawah angka Rp9.400 per dolar AS masih berat," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Jumat. Nilai tukar rupiah naik tipis tiga poin menjadi Rp9.435/9.440 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.438/9.584 per dolar AS. Ia mengatakan, gejolak rupiah yang terpuruk dalam beberapa hari ini sulit diantisipasi, BI kemungkinan hanya menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar global saja. "Gejolak ini bukan hanya terjadi di Indonesia saham hampir di seluruh negara akibat krisis sektor perumahan AS dan Eropa," katanya. Menurut dia, apabila rupiah terus merosot menembus angka Rp9.500 per dolar AS, maka kepanikan pasar akan lebih parah. Karena itu, BI hanya mampu menahan stabilitas rupiah agar tidak tembus angka Rp9.500 per dolar AS, ujarnya. BI mungkin tidak menyangka bahwa aksi beli dolar AS oleh spekulator asing semakin besar, setelah dua hari lalu perburuan dolar AS terjadi, katanya. Sementara itu dolar AS cenderung stabil karena para investor mengamankan investasinya dari gejolak pasar. Sedangkan euro menghadapi tekanan akibat spekulasi bahwa zona euro tidak akan dapat menghindari sebuah resesi tahun ini. Euro terhadap dolar AS mencapai 1,3969 dolar turun dari 1,3976 dolar, terhadap mata uang Jepang, dolar mengendur kembali menjadi 107,05 yen dari 107,81 yen.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008