Jakarta, 12 September 2008 (ANTARA) - Pada tanggal 10 September 2008, telah diselenggarakan seminar tentang "Emerging Asian Regionalism (EAR): Trends and Challenges" di hotel Borobudur, Jakarta. Seminar tersebut merupakan bagian dari seminar series (Warming Up Seminar) yang akan diselenggarakan sebelum penyelenggaraan Sidang Tahunan Asian Development Bank 2009 (ST-ADB 2009) yang direncanakan sebanyak 7 seminar. Sebagaimana diketahui Indonesia pada pertemuan di APEC summit 2006 di Vietnam telah disetujui sebagai tuan rumah penyelenggaraan ST-ADB 2009 Indonesia. Seminar EAR merupakan hasil kerjasama antara Asian Development Bank, Departemen Keuangan, dan Center for Strategic and International Studies (CSIS). Sesuai dengan tema yang diambil, seminar membahas mengenai perkembangan, peluang, dan tantangan kerjasama regional di Asia dari prespektif ekonomi dan politik internasional. Seminar dibuka oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia mewakili Menteri Keuangan, Presiden ADB H.E. Haruhiko Kuroda, dan Sekjen ASEAN, dan dihadiri oleh lebih dari 700 tamu undangan. Seminar diselenggarakan dalam bentuk diskusi panel yang terbagi ke dalam 2 sesi. Sesi pertama bertema "Emerging Asian Regionalism: An Asian Development Bank Study". Bertindak sebagai moderator pada sesi ini adalah Moh. Chatib Basri dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia dengan pembicara masing-masing adalah Mr. Jong-Wha Lee dari Office of Regional Economic Intergration, ADB: Mr. Giovanni Capannelli, Office of Regional Economic Integration, ADB. Selaku pembahas pada sesi ini adalah Mahendra Siregar, Staf Khusuus Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: dan Peter Petri, Professor of Internatonal Finance, Brandeis university, USA. Isu yang dibahas pada sesi ini lebih menitik beratkan pada isu mengenai perkembangan kerjasama internasional yang mulai bergeser ke bentuk kerjasama regional dan peran ADB dalam kerjasama regional Asia. Isu yang masih menjadi perdebatan terkait dengan hal ini adalah pertama, perlu atau tidaknya pembentukan suatu institusi kerjasama di Asia yang terintegrasi atau hanya cukup dengan mengembangkan dan/atau memanfaatkan bentuk kerjasama yang sudah ada saat ini: dan kedua, bagaimana menyelraskan perkembangan kerjasama regional dengan kerjasama global. Sesi kedua bertema "Implications of Asian Economic Regionalism" dengan moderator Sabam Siagian, Senior Editor, The Jakarta Post. Para pembicara pada sesi ini masing-masing adalah Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Marie Pangestu; TJ Pempel dari University of California, Berkeley, USA; Chia Siow Yue dari Singapore Institure of International Affair, Gao Haihong dari IWEP, CASS, China; dan Narongchai Akrasanee dari Seranee Holding, Thailand. Isu yang dibahas pada sesi ini lebih menitikberatkan pada isu mengenai kerjasama regional dari sudut pandang pemerintah (pembuat kebijakan) dan bagaimana kesiapan mereka dalam menghadapi isu dimaksud. Dalam sesi ini muncul pula wacana mengenai bagaimana Asia dapat meningkatkan perannya dalam kerjasama global, khususnya bagaimana Asia dapat bergabung menjadi suatu kesatuan entitas dalam menghadapi perundingan World Trade Organization (WTO). Di sela seminar, Menteri Perdagangan, mewakili Menteri Keuangan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden ADB yang membahas berbagai isu di antaranya persiapan Indonesia sebagai tuan rumah Sidang Tahunan ADB ke-42 di Bali pada bulan Mei 2008, tambahan kebutuhan dana operasional ADB melalui peningkatan modal ADB dan perkembangan liberalisasi WTO dan kawasan. Seminar ditutup oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Utang, Rahmat Waluyanto, dan dilanjutkan dengan Expert Group Discussion antara ADB, wakil pemerintah, CSIS dan para akademisi dari universitas terkemuka di Indonesia. Dalam diskusi tersebut para peserta terutama dari pihak akademisi yang belum punya kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan pandangan mengenai isu regionalisme Asia diberikan kesempatan seluas-luasnya di sesi ini.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008