Surabaya (ANTARA News) - Kordinator Tim ITS untuk penanganan lumpur Sidoarjo, Ir Djaja Laksana, Jumat, menyatakan tetap optimis bahwa semburan lumpur Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, bisa dihentikan dengan sistem bendungan Bernoulli. Hal itu diungkapkan Djaja menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pengarah BPLS Djoko Kirmanto bahwa pemerintah "menyerah" dan menganggap semburan lumpur tak bisa dihentikan dan penanganan sekarang ini difokuskan pada masalah sosial dan pembangunan infrastruktur. "Saya kecewa kenapa pemerintah menyatakan menyerah tanpa melakukan konfirmasi dengan para pakar. Kami tidak pernah diajak ngomong tiba-tiba menyerah," kata Djaja dengan nada tinggi. Hal senada juga ditegaskan Ketua LPPM ITS, I Nyoman Sutantra. Menurut dia, berdasarkan teori Bernoulli, pihaknya optimis aplikasi bendungan Bernoulli mampu menghentikan semburan lumpur Lapindo tersebut. "Kami tegaskan bahwa tim ITS tidak menyerah untuk menghentikan semburan lumpur Sidoarjo. Kami akan melakukan berbagai upaya agar pemerintah mau mencoba teknik ini," katanya. Kekecewaan senada diungkapkan Aryo Widjanarko, anggota Tim Pemantau Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (TPPLS) DPR RI. Anggota DPR RI dari fraksi PKB ini menganggap, seharusnya pemerintah konsisten dengan keppres yang menyatakan bahwa penghentian semburan lumpur merupakan domain tanggung jawab Lapindo. Dengan demikian, pemerintah dan lapindo harus terus mencari jalan untuk menghentikan semburan tersebut. "Yang perlu dipertanyakan adalah goodwill pemerintah dalam menghentikan semburan lumpur. Kami dari TPPLS DPR RI sudah berkali-kali bertanya, namun tak pernah mendapat jawaban yang memuaskan," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008