Wina, (ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang berpusat di Wina, Senin, menyatakan dalam satu laporan Iran kurang memperlihatkan kerjasama tulus dengan masyarakat internasional dalam menyelesaikan masalah nuklirnya, dan menyeru negara tersebut agar bekerjasama mengenai masalah itu. Laporan IAEA itu juga menyatakan bahwa masyarakat internasional selalu ragu apakah program nuklir Iran hanya untuk penggunaan damai sebagaimana dinyatakan oleh Iran. IAEA menyerukan tindakan nyata oleh pemerintah Iran sehingga dalam menghilangkan keraguan semacam itu, demikian Reuters. Iran telah meningkatkan pengayaan uraniumnya kendati ada tuntutan agar menghentikan kegiatan tersebut oleh masyarakat internasional, kata laporan itu. Iran telah menambah jumlah mesin sentrifugal untuk memperkaya uranium dari 3.300 pada Mei jadi 3.820, dan sebanyak 2.000 sentrifugal lagi terpasang. Namun, IAEA juga menyatakan Iran masih menghadapi jalan panjang sebelum akhirnya dapat mengembangkan bom atom. Menurut laporan tersebut, Iran sejauh ini memiliki sebanyak 480 kilogram uranium yang diperkaya-rendah, yang akan perlu diubah menjadi uranium yang diperkaya-tinggi. Laporan tersebut memperlihatkan bahwa Iran akan mengubah sedikitnya 1.700 kilogram uranium yang diperkaya-rendah semacam itu guna memenuhi keperluan akan uranium yang diperkaya-tinggi untuk satu bom atom. Pemerintah Iran telah berulangkali menyatakan bahwa Teheran ingin melakukan perundingan konstruktif dengan IAEA mengenai penyelesaian masalah nuklirnya, tapi IAEA harus menetapkan posisi "yang realistis", dan bukan memberlakukan tekanan bersama dengan pemerintah Barat. Iran juga menyalahkan IAEA atas kebuntuan dalam upaya penyelesaian masalah nuklirnya. Seorang pejabat senior Iran, yang tak ingin disebutkan jatidirinya, menyeru IAEA agar mengubah pendekatannya dan bekerja dengan cara "sah dan logis". Namun, negara Barat menyalahkan Iran karena terus melakukan kegiatan pengayaan uranium, dan mengabaikan permintaan dari masyarakat internasional, Mereka menyampaikan kemungkinan pemberlakuan sanksi lebih lanjut terhadap Iran. Sementara itu Inggris telah menuduh Iran memperlihatkan "penghinaan terhadap IAEA dengan terus menolak untuk memberi tanggapan" mengenai keprihatinan serius Direktur IAEA Mohamed ElBaradei tentang kemungkinan kegiatan terselubung pembuatan bom. Oleh karena itu kami akan dengan keras mendorong penjatuhan sanksi lebih lanjut PBB dalam beberapa pekan ke depan," demikian antara lain isi satu pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Inggris. Iran telah menghadapi sanksi terbatas yang dijatuhkan sejauh ini dan mungkin mengadalkan Rusia, yang bersilang-pendapat dengan negara Barat mengenai Georgia, untuk membendung sanksi keras oleh Dewan Keamanan PBB, kata beberapa pengulas.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008