Kuala Lumpur (ANTARA News ) - Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim meminta agar PM Abdullah Badawi dan koalisi Barisan Nasional tidak memberlakukan negara dalam keadaan darurat jika rakyat berhasil mendirikan pemerintahan baru setelah 31 anggota parlemen BN melompat ke oposisi. "Kami ingin peralihan kekuasaan berjalan damai. Oleh sebab itu, kami minta PM Abdullah Badawi tidak memberlakukan keadaan darurat," kata Anwar dalam jumpa pers di kantor pusat PKR (Partai Keadilan Rakyat), di Petaling Jaya, Selangor, Selasa. Agar peralihan kekuasaan berjalan damai, Anwar meminta adanya pertemuan antara dirinya dengan PM Badawi. "Kami sudah mengantarkan surat permohonan untuk bertemu dengan PM Badawi. Kami yakin beliau akan menerimanya. Dalam pertemuan itu, kami akan meminta peralihan kekuasaan dengan jalan damai," katanya. Dalam jumpa pers itu, pemimpin oposisi Malaysia itu dengan optimis mengatakan sudah mengantongi 31 nama anggota parlemen BN yang akan bergabung. Dengan 31 nama itu maka jumlah kursi oposisi di parlemen akan menjadi 113 kursi, lebih dua kursi dari 50 persen kursi (suara) parlemen yakni 111 kursi. Ia juga menegaskan bahwa pemerintahan baru Malaysia tidak bisa diwujudkan pada, Selasa, 16 September 2008 sebagaimana target awal. "Kami perlu beberapa hari saja lagi karena 50 anggota parlemen dikirim paksa studi banding ke Taiwan hingga 18 September 2008," katanya. Ia menambahkan perlunya beberapa hari lagi untuk terjadinya perubahan politik di Malaysia bertujuan memberikan waktu kepada PM Badawi untuk berpikir mengenai tawaran oposisi terjadi peralihan kekuasaan secara damai. Anwar sangat optimis dapat membentuk pemerintahan baru walaupun parlemen Malaysia telah diliburkan atau tidak ada kegiatan apa-apa selama Ramadhan. PM Malaysia Abdullah Badawi dan wakilnya Najib Tun Razak, secara terpisah, mengatakan, bahwa isu peralihan kekuasaan yang dilemparkan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim adalah omong kosong dan tidak akan pernah terjadi. "Pemerintah akan terus berjalan dan melayani kepentingan masyarakat. Saya minta masyarakat tidak percaya dan tidak terpesona oleh janji-janji oposisi mengenai adanya peralihan kekuasaan," kata Badawi. Ia menilai rencana Anwar Ibrahim mengenai peralihan kekuasaan hanya sebuah impian belaka yang tidak akan terwujud. Sementara itu, ada rumor wakil PM Najib Tun Razak telah mendesak PM Badawi untuk mempercepat peralihan kekuasaan. Rumor itu muncul karena Badawi dan Najib sempat bertemu dan membahas mengenai waktu peralihan kekuasaan. Menteri perdagangan dan industri Malaysia sekaligus deputi presiden UMNO Muhyiddin Yassin sudah menggugat bahwa peralihan kekuasaan yang sudah ditetapkan pada Juni 2010 dinilai terlalu, perlu dipertimbangkan untuk dipercepat. Oleh Najib dijawab bahwa percepatan peralihan kekuasan dari PM kepada wakilnya itu tergantung keinginan dan aspirasi pengurus UMNO.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008