Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Senior Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan investor akan keluar dari Indonesia bila kurs rupiah melemah dengan menembus Rp9.500 per dolar AS karena khawatir rupiah akan anjlok tajam. "Bila rupiah menembus Rp9.500, Investor asing akan melakukan cut loss (memotong kerugian) akibat depresiasi dengan melepas surat berharga mereka baik SBI maupun SUN, dan ini akan menimbulkan tekanan bagi rupiah yang semakin kuat," katanya di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan bila rupiah tembus Rp9.500 per dolar AS, rupiah bisa turun sampai dengan Rp9.800, bahkan bisa sampai Rp10.000 per dolar AS. Pada perdagangan di pasar uang Selasa sore ini, rupiah ssempat mencapai Rp9.470 per dolar AS, namun kemudian menguat kembali hingga di posisi Rp9.450 per dolar AS akibat intervensi BI dengan melepas cadangan dolarnya. Fauzi menjelaskan, keluarnya investor asing karena mereka merugi akibat depresiasi. "Karena mereka awalnya memiliki portofolio dalam dolar yang kemudian ditukarkan dalam bentuk rupiah untuk ditanamkan dalam investasi rupiah. Sehingga bila rupiah melemah, maka nilai aset investasi mereka menjadi berkurang," katanya Menurut dia, para investor asing masih merasa nyaman untuk memegang surat berharga dalam rupiah bila rupiah tak menembus Rp9.500. Untuk itu, menurut dia, hal ini menjadi pekerjaan Bank Indonesia untuk tetap menahan rupiah di level bawah Rp9500 per dolar AS. Sementara itu ia mengatakan, BI tak bisa lagi hanya mengandalkan penggunaan intervensi untuk memperkuat rupiah. "Intervensi berlebihan justru akan mengurangi cadangan devisa, dan ini secara fundamental akan lebih membahayakan bila cadangan devisa berkurang sangat banyak," katanya. Untuk itu, Bank Indonesia perlu membuat alternatif lainnya agar Indonesia tetap menarik bagi investor asing. "Seperti menaikan suku bunganya," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008