Washington (ANTARA News) - Diplomat berpangkat-tinggi dari enam negara besar di dunia akan bertemu di Washington Jumat guna membicarakan cara untuk meyakinkan Iran agar menghentikan kerja nuklirnya yang sensitif, kata pejabat AS Selasa. "Utusan dari AS, China, Rusia, Inggris, Perancis -- lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB -- dan Jerman akan bertemu untuk membicarakan cara untuk maju," jurubicara deplu AS Sean McCormack mengatakan pada wartawan. Seorang pejabat deplu, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kemudian bahwa keenam utusan itu diperkirakan akan bertemu di Washington. McCormack mengatakan pertemuan itu akan mendahului pertemuan yang Menlu AS Condoleezza Rice akan adakan dengan timpalannya dari kelima negara tersebut di New York pekan depan di sela sidang Majelis Umum PBB. Pertemuan di New York itu akan menandai pertama kalinya Rice akan bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov sejak ketegangan AS-Rusia meningkat karena serangan 7 Agustus oleh Rusia ke Georgia dalam perang singkat. Rice dan Lavrov terakhir berbicara melalui telpon pada 11 September, kata McCormack. Gedung Putih memperingatkan Iran Senin bahwa negara itu mungkin akan menghadapi sanksi baru karena yang diduga program nuklirnya, tapi membolehkan bahwa ketegangan AS-Rusia membuat pencarian tindakan baru PBB "sedikit lebih rumit". Peringatan itu menyusul laporan baru oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas atom PBB, yang mengatakan bahwa Iran belum membekukan kegiatan pengayaan uranium seperti diperintahkan oleh PBB. Kegiatan seperti itu dapat menjadi langkah penting ke arah pembuatan senjata nuklir. Pada Selasa Perancis menyerukan sanksi baru PBB guna memaksa Iran untuk memenuhi tuntutan internasioal agar berhenti memperkaya uranium. Cina mengatakan sementara bahwa sanksi yang diterapkan-PBB tidak akan memecahkan jalan buntu mengenai program nuklir Iran. Di Berlin, Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier menyampaikan penyesalan karena "kurangnya kerjasama" Iran dengan Barat mengenai program nuklirnya, dalam pembicaraan dengan timpalannya dari Iran Manouchehr Mottaki, kata satu sumber diplomat. "Teheran tidak harus lagi mengelak selama waktu tapi akan lebih baik memperoleh kembali kepercayaan yang hilang" kata sumber itu, melukiskan pesan Steimmeier yang diberikan pada Mottaki. "Steimeier minta dengan mendesak pada pihak Iran untuk memenuhi permintaan masyarakat internasional tersebut." Demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008