Jakarta (ANTARA News) - 16 Ramadhan 1429 Hijriyah merupakan hari yang paling membahagiakan dan membanggakan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bagaimana tidak, untuk kedua kalinya alumni Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) 1973 itu, bertemu dengan para sesepuh, perwira dan prajurit Brigade Infanteri Lintas Udara (Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad, yang turut membesarkan karir militernya. Saking bangganya, Kepala Negara yang mengenakan baju koko merah meminta perwira dan prajurit TNI untuk berkaca pada prestasi dan keunggulan Brigif Linud 17, saat memberikan nasehat bagi para perwira dan prajurit TNI aktif, di sela berbuka puasa di Markas Brigif Linud 17 Cijantung, Jakarta Timur. "Brigif Linud 17 ini sangat terkenal dengan profesionalitasnya yang tinggi. Karena itu, TNI jangan pernah menghilangkan profesionalitasnya. Profesionalitas itu yang membedakan TNI dengan lainnya," katanya. Tidak itu saja. Presiden juga mengungkapkan Brigif Linud 17 memiliki kemampuan pembinaan teritorial yang mengagumkan, yakni menjalankan tugas pokok di tengah-tengah masyarakat seraya menjaga kemanunggalan dengan rakyat. "Ini harus dicontoh dan diteruskan serta dipertahankan. Cintailah rakyat, tetaplah baik kepada rakyat, karena kemanunggalan dengan rakyat adalah identitas TNI yang membedakan dengan yang lain," ujar Kepala Negara. Brigif Linud 17 juga telah mengukir prestasi di kancah internasional karena telah beberapa kali dipercaya sebagai pasukan pemelihara perdamaian PBB. "TNI harus bisa menjaga prestasi dan nama baiknya, sebagai bagian dari pasukan pemelihara perdamaian PBB," kata Yudhoyono, yang pernah menjabat Komandan Brigif Linud 17 pada 1993-1994. Bahkan, lanjut Kepala Negara, Brigif Linud 17 dengan profesionalitasnya yang tinggi dan kemampuannya sebagai satuan lintas udara yang dapat dikerahkan kemana pun dan kapan pun dengan cepat, menjadikan satuan ini sebagai salah satu satuan elit TNI, khususnya TNI Angkatan Darat. "Apa yang telah diukir dan dihasilkan oleh Brigif Linud 17 dengan segala identitasnya, dapat menjadi contoh bagi prajurit TNI dan satuan TNI lainnya. Pertahankan dan tingkatkan identitas itu, agar kita memiliki kebanggaan tersendiri sebagai prajurit TNI," katanya. Presiden Yudhoyono menghabiskan karir militernya sebagian besar di Kostrad. Diawali sebagai Komandan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (1974-1976), Dan Tonpan Yonif Linud 305 Kostrad (1976-1977), Dan Ton Mo 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977), dan Pasi-2/Ops Markas Brigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978). Terakhir Presiden menjabat sebagai Komandan Brigif Linud 17 Kujang I Kostrad pada 1993-1994. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008