Jakarta (ANTARA News) - Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dalam tiga bulan terakhir diperkirakan turun 20 persen karena pengaruh krisis keuangan yang terjadi di negara tujuan ekspor utama Indonesia itu. "Penurunan ekspornya bisa 20 persen ke pasar AS, tapi pemerintah dan pengusaha sedang mencoba diversifikasi pasar ekspor," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia MS Hidayat di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional Kadin Bidang Perdagangan dan Distribusi di Jakarta, Kamis. Menurut dia, sekarang Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan pasar AS sebagai tujuan ekspor utama mengingat permintaaan dari negara tersebut dipastikan turun. Ia bahkan memperkirakan importir AS akan meminta negosiasi harga baru terhadap produk yang diekspor oleh Indonesia. "Semakin bisa menemukan pasar baru semakin bagus. Sekarang dengan kondisi begini pasti anjlok. Paling tidak kalau masih ke pasar itu, pasti mereka akan negosiasi harga," ujarnya. Beberapa pasar yang potensial untuk menggantikan AS antara lain Afrika terutama Afrika Selatan dan negara-negara Asia lainnya. Di pasar Afrika, produk Indonesia harus bersaing dengan negara ASEAN lain yang juga membidik pasar yang sama. Semua negara ASEAN mempunyai kebijakan yang sama dan produk Indonesia di antaranya akan bersaing dengan produk Malaysia. Meski ekspor ke AS diperkirakan anjlok, Hidayat menilai penurunan ekspornya tidak akan mempengaruhi target ekspor nonmigas Indonesia tahun ini, yang diperkirakan melampaui 130 miliar dolar AS. Ekspor nonmigas Indonesia ke AS selama Juli sebesar 1,12 miliar dolar AS atau turun sekitar 69,2 persen dibanding Juni yang mencapai 1,19 miliar dolar AS. Sedangkan selama Januari hingga Juli 2008, ekspor nonmigas Indonesia ke AS mencapai 7,4 miliar dolar AS atau mencakup 11,6 persen dari total ekspor non migas selama periode itu. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008