Jakarta (ANTARA News) - Meneg BUMN berencana memanggil sejumlah perusahaan BUMN yang seudah go public guna membahas kemungkinan melakukan pembelian kembali saham (buy back). Wacana buy back saham ini mulai menggelinding seiring dengan turunnya harga-harga saham di bursa dalam jumlah signifikan dalam beberapa minggu ini. "Ada beberapa BUMN yang akan dipanggil yaitu PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Timah Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA)," kata Sekretaris Meneg BUMN, Said Didu, di Jakarta, Kamis. Menurutnya, kalau kondisi perusahaan kuat dan cash flow nya bagus kenapa tidak melakukan buy back. Diharapkan, nantinya saham buy back menjadi "treasury stock" (cadangan kekayaan perusahaan). Dia menambahkan, pemanggilan sejumlah BUMN itu dimaksudkan hanya untuk mengetahui kondisi keuangan masing-masing BUMN. Kemudian setelah itu diputuskan perusahaan mana saja yang layak melakukan buy back. "Syaratnya, dilihat dari kebutuhan investasi kalau kasnya besar tapi banyak melakukan investasi sebaiknya tidak melakukan buyback. Sebaliknya, jika kasnya besar dan tidak banyak melakukan investasi, ya lakukan saja buy back," katanya. Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memastikan untuk melakukan buy back sahamnya di pasar modal, yang saat ini sedang dikaji oleh satu tim yang ditunjuk Antam dan diharapkan kajian tersebut rampung akhir November 2008. "Kami memang berencana melakukan buy back, tapi kita belum tahu berapa besar volume saham yang akan di-buy back tersebut, begitu juga pada harga berapa buy back itu akan dilaksanakan, kita belum tahu. Kita tunggu saja hasil kajian yang diharapkan selesai akhir November," kata Dirut Antam, Alwin Syah Loebis di Jakarta, Selasa. Alwin mengatakan, setelah selesai kajian, Antam akan meminta persetujuan pemegang saham melalui RUPS. Saat ditanya apakah rencana buy back ini sudah dimintakan persetujuan Meneg BUMN, Alwin mengatakan, belum. "Nanti akan kami bicarakan dengan Meneg BUMN," katanya. Mengenai dana untuk buy back, Alwin belum bersedia mengungkapkan. "Yang jelas, kita punya dana internal 360 juta dolar AS," kata Alwin.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008