Jakarta (ANTARA News) - Bali mengirim matadagangan sapi untuk memenuhi kebutuhan daging sapi warga Jakarta dan sekitarnya selama Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1429 Hijriyah. "Pengiriman ternak sapi potong masih sangat memungkinkan, mengingat jatah perdagangan antarpulau tersisa 18.000 ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Propinsi Bali Ir Ida Bagus Ketut Alit di Denpasar, Sabtu. Ia mengatakan, sisa kuota sebanyak itu akan dikirim hingga menjelang lebaran, namun diusahakan disisakan sedikitnya 5.000 ekor guna persiapan Idul Adha, Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Pemerintah Propinsi Bali menjatah perdagangan sapi antarpulau sebanyak 75.000 ekor dalam tahun 2008 dan hingga kini sudah terealisasi 57.000 ekor. Bagus Alit menjelaskan, banyaknya permintaan sapi potong menjelang Idul Fitri membawa dampak positif terhadap peternak berupa kenaikan harga Rp19.000-Rp20.000 per kg sapi hidup dari sebelumnya Rp17.000-Rp18.000/kg. Sapi yang diperdagangkan antarpulau minimal mempunyai berat 400 kg/ekor sehingga harganya bisa mencapai Rp8 juta per ternak. UPaua Bali membatasi pengiriman matadangan sapi potong ke Jawa adalah untuk menjaga keseimbangan populasi ternak. "Setiap hari atau bulan-bulan tertentu telah diatur pengiriman sapi sehingga di sepanjang tahun 2008 jatah yang ditetapkan tidak kekurangan," ujar Ida Bagus Alit. Jatah tahun 2008 sebanyak 75.000 ekor itu sama dengan realisasi perdagangan sapi antapulau tahun 2007 dan 2006, sementara jatah perdagangan sapi tahun 2005 seluruhnya terealisasi 70.000 ekor. Ida Bagus Alit menambahkan, jatah perdagangan sapi antarpulau yang ditetapkan Gubernur Bali sesuai hasil pengkajian terhadap potensi populasi sapi dengan tetap memperhatikan keseimbangan populasinya. Populasi ternak sapi di Bali diperkirakan 600.973 ekor dengan kepadatan rata-rata 93,3 ekor per kilometer persegi. Pemprop Bali bertekad menjaga keseimbangan populasi sapi mengingat permintaan terhadap matadangan sapi semakin banyak, tidak sebanding dengan upaya meningkatkan populasi, ujar Ida Bagus Alit. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008