Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT PLN Fahmi Mochtar menjamin pasokan listrik selama hari lebaran aman. "Meskipun cadangan listrik kita pas-pasan, tetapi berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya di hari lebaran banyak pabrik libur sehingga penggunaan listrik menurun, dan ini menjadikan cadangan lebih dari cukup," katanya di Pontianak, Sabtu. Untuk memenuhi kebutuhan listrik menjelang lebaran, hampir seluruh unit PLN di Indonesia bekerja keras mengamankan pasokan listrik, baik dari segi pembangkit listrik maupun perbaikan jaringan. "Kalaupun ada pemadaman di sana-sini, itu karena gangguan kecil. Kami sudah siapkan regu-regu yang akan memperbaiki gangguan di lapangan untuk memperkuat kelistrikan kita sehingga pemulihan gangguan cepat teratasi," katanya. Fahmi Mochtar berada di Pontianak sebagai bagian dari Safari Ramadhan dari tanggal 19 September hingga 20 September. Ia mengatakan kondisi kelistrikan nasional sedang dibenahi dan dalam jangka pendek masih akan mengalami kesulitan karena tambahan pembangkit baru akan selesai pada Maret 2009. "Kita sedang berupaya menambah pembangkit listrik 10 ribu Mega Watt (MW) yang terbagi tujuh ribu MW di Pulau Jawa dan sisanya tiga ribu MW di luar Pulau Jawa," kata Dirut PLN. Diperkirakan pembangunan pembangkit listrik tambahan ini selesai pada 2010, sedangkan sekarang baru terealisasi 80 persen atau delapan ribu MW. Surat Keputusan Bersama (SKB) lima menteri dalam upaya menekan beban pemakaian listrik pada hari kerja tampak berpengaruh positif pada cadangan energi listrik nasional. "Tetapi masih memerlukan penghematan dari pelanggan lainnya. Semula cadangan listrik kita sebesar 200 MW menjadi 400 MW, dan kita upayakan bisa menjadi 600 MW," kata Fahmi. Target PLN adalah memiliki cadangan listrik hingga 600 MW sehingga apabila ada mesin pembangkit terbesar mengalami gangguan, PLN tidak perlu melakukan pemadaman seperti sekarang. "Upaya perbaikan terus kami lakukan sehingga penambahan pembangkit listrik 10 ribu MW secepatnya bisa terealisasi," katanya. Saat ini PLN sedang berupaya menekan subsidi bahan bakar, masing-masing dari bahan bakar minyak 34 persen atau sekitar Rp70 triliun per tahun, dan dari batubara 40 persen. "Pada 2009 subsidi BBM akan ditekan menjadi 25 persen sehingga subsidinya menjadi Rp60 triliun per tahun dengan catatan ada cadangan subsidi untuk batubara sebesar Rp5 triliun," kata Fahmi. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008