Cirebon (ANTARA News) - Pemudik bersepeda motor dengan barang bawaan yang menumpuk di bagian belakang dan umumnya berpelat nomor B (Jakarta), mulai meramaikan jalur pantai utara (Pantura) di Cirebon. Menurut pantauan ANTARA, Senin, sebenarnya sejak kemarin mulai terlihat satu-dua kendaraan roda-dua pemudik, namun hari ini terlihat lebih banyak dan ada beberapa yang berombongan tiga sampai empat sepeda motor. Himbauan Kapolda Jabar Irjen Pol Susno Duadji agar pemudik bersepeda motor tidak membawa beban berlebihan tampaknya masih belum ditaati, bahkan ada pemudik yang membawa serta tiga anak mereka yang masih kecil. Beberapa pemudik yang ditemui ANTARA saat beristirahat di jalan Bypass Cirebon mengungkapkan, mereka melakukan mudik lebih awal karena khawatir jumlah pemudik bermotor membludak sehingga semakin membahayakan jika dalam rombongan besar sama-sama melaju dengan kecepatan tinggi. "Pengalaman tahun lalu, banyak senggolan antarmotor saat bergerombol pada puncak mudik. Saya bawa dua anak dengan barang yang banyak sehingga harus hati-hati dan memilih pulang lebih awal," kata Suripno (32), warga Bulakkapal, Bekasi, yang akan pulang ke Dukuturi, Tegal. Ketika ditanya mengapa membawa serta dua anaknya yang masih balita, Suripno mengatakan, ongkos pulang kampung cukup mahal jika menggunakan bus umum sementara dengan sepeda motor miliknya cukup menghabiskan uang Rp35 ribu untuk bensin. "Kalau pakai bus minimal tiga tempat duduk, ongkos ke Tegal saja sudah Rp35 ribu per orang untuk ekonomi, belum masuk ke kampung saya," katanya. Hal senada diungkapkan Martono (50), warga Tambun, Bekasi, yang memilih pulang lebih awal dengan anaknya karena takut semakin mendekati Lebaran, pemudik bersepeda motor semakin padat. "Kebetulan anak dan cucu saya pulang lebih dulu, saya ikut bonceng saja. Istri dan menantu saya memilih pulang pakai bus," katanya yang akan pulang ke Sragi, Pekalongan. Ia mengaku tidak mengajak istri dan anak menantunya karena hanya punya satu sepeda motor. Kedua pemudik itu mengaku berangkat dari rumahnya usai sahur sekitar pukul 04.00 WIB dan sempat sholat subuh di jalan lalu melanjutkan perjalanan ke Cirebon. Ketika ditanya kendala di jalan, keduanya mengaku, cuaca yang panas membuat mereka cepat lelah dan sering berhenti untuk minum. "Cuacanya panas betul mas, saya sampai tiga kali istirahat sebelum sampai di Cirebon," kata Suripno. (*)

Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008