Pekanbaru (ANTARA News) - Hari pemungutan suara Pilkada Riau, Senin, diwarnai aksi sejumlah warga yang mengamuk lantaran kesal tidak terdaftar sebagai pemilih tetap di lingkungan tempat tinggalnya. Ketua Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Pilkada Provinsi Riau Dicky Rinaldy mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di TPS 13 Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Aksi itu berawal dari tidak terdaftarnya lebih dari 200 pemilih dari 426 daftar pemilih tetap (DPT) yang sebelumnya ditetapkan Komisi Pemihan Umum (KPU) Kota Pekanbaru. "Menurut laporan memang ada warga yang mengamuk, tapi tidak sampai berbuat anarkis," katanya. Menurut dia, kejadian tersebut sebenarnya diakibatkan banyak warga pindah domisili tapi belum terdaftar sebagai pemilih di lingkungan baru mereka. Dengan bermodalkan KTP lama yang masih berlaku, lanjutnya, mereka lantas kembali ke lingkungan tempat tinggal yang lama untuk memilih. "Mereka sudah pindah kecamatan, tapi tidak terdaftar di daerah baru. Sedangkan di rumah lama, nama mereka sudah dihapus dari DPT," kata Dicky. Ia mengakui bahwa hal tersebut juga banyak terjadi di daerah lain. Berdasarkan informasi, Panwaslih di lokasi tersebut juga menemukan sejumlah kejanggalan, seperti adanya kartu pemilih fiktif. "Laporan tentang hal tersebut baru akan diinventarisir besok," katanya. Menurut dia, pihaknya tentu akan melaporkan temuan tersebut ke KPU Riau sebagai lembaga resmi penyelenggara Pilkada Riau.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008