Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berhasil belajar mengkonsolidasikan perdamaian dan mencegah terjadinya kembali konflik selama sepuluh tahun terakhir, demikian penilaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Penilaian itu disampaikan oleh Perwakilan PBB di Indonesia, El Mustafa Benlamlih, yang membacakan pesan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon pada peringatan Hari Perdamaian Dunia di Istora Senayan, Jakarta, Selasa. Dalam pesan berbahasa Inggris yang dibacakan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Benlamlih mengatakan pemerintah dan rakyat Indonesia dapat berbangga hati dengan kontribusinya pada perdamaian global atas apa yang telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir. Indonesia, lanjut dia, telah berhasil melewati transisi menuju demokrasi. Indonesia, kata dia, juga telah berhasil melakukan desentralisasi pemerintahan daerah, menyelesaikan konflik kekerasan di beberapa daerah serta melakukan pemberdayaan daerah. Dalam pesan Sekjen PBB tersebut, Indonesia dinilai telah membangun proses perencanaan dan penganggaran yang menanggapi akar penyebab konflik melalui rencana pembangunan dan misi nasional. Sekjen PBB pada hari perdamaian dunia yang diperingati 21 September 2008 mengirim pesan kepada seluruh pemimpin dunia agar mereka bergabung melawan konflik, kelaparan, dan memperjuangkan hak asasi manusia. Peringatan hari Perdamaian Dunia di Istora Senayan mengangkat tema "Veteran, Pemuda, dan Perdamaian Dunia." Peringatan itu dihadiri oleh para veteran, perwakilan TNI AD tiga angkatan, Polri, mahasiswa, dan siswa sekolah menengah. Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengatakan sepuluh tahun terakhir Indonesia telah bersama-sama bekerja keras menepis kekhawatiran dunia internasional bahwa Indonesia akan mengalami "balkanisasi." Setelah mengalami krisis ekonomi dan dilanda konflik horisontal pada 1998, Presiden mengatakan, banyak yang khawatir Indonesia akan terpecah-pecah seperti negara-negara di wilayah Balkan. "Tapi kita berhasil menepis kekhawatiran itu. Konflik Aceh, Sampit, Maluku, Poso sudah reda. Bukannya Indonesia jatuh terpecah belah, kini justru semakin satu, kokoh, bersatu, aman. Ini semuanya terjadi atas kebersamaan dan kerja keras kita semua," tutur Presiden. Indonesia, lanjut dia, memiliki kapasitas besar untuk membantu menciptakan perdamaian dunia dan stabilitas internasional karena memiliki pengalaman panjang dalam bidang diplomasi internasional seperti menggagas Konferensi Asia Afrika dan penyusunan konvensi hukum laut internasional. Presiden Yudhoyono menegaskan Indonesia selalu menyatakan siap untuk dilibatkan dalam setiap upaya menyelesaikan konflik, dialog antar agama, keyakinan, dan peradaban.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008