Jakarta (ANTARA News) - Para arsitek paket penyelamatan sistem keuangan (bailout) senilai 700 miliar dolar AS mendesak Kongres untuk mengambil langkah cepat atau menghadapi konsekuensi ekonomi lebih parah menyusul jatuhnya lagi bursa saham di hari kedua setelah investor mengkhawatirkan masa depan upaya penyelamatan oleh otoritas keuangan itu. Selasa (Rabu WIB), pasar modal AS dikejutkan oleh berita bahwa salah satu investor paling dihormati di AS, Warren Buffett, telah membeli saham salah satu perusahaan terkuat di Wall Street, Goldman Sachs Group Inc. Upaya Buffett, melalui perusahaan miliknya Berkshire Hathaway, untuk mengucurkan dana lima miliar dolar AS demi mengakuisisi sembilan persen saham Goldman Sachs telah mengatrol kontrak derivatif saham AS dari sayatan rugi. Menteri Keuangan Henry Paulson menjelaskan pada Kongres dalam dengar pendapat pemerintah dan parlemen yang berlangsung selama lima jam bahwa, upaya penyelamatan keuangan berlangsung "menyedihkan" dan "memalukan" padahal langkah ini diperlukan untuk mencegah resesi ekonomi yang lebih dalam sekaligus demi memulihkan kepercayaan pasar. Selagi Menkeu Paulson dengar pendapat dengan Kongres, Federal Reserve telah dipaksa memompakan paket intervensi senilai dua miliar dolar AS ke dalam sistem keuangan yang sedang cedera ini guna membantu reksadana bertahan dengan memerkuat likuiditasnya yang tengah menghadapi penarikan dana besar-besaran dari para nasabah yang gelisah. Setelah para anggota parlemen mencibir paket penyelamatan ekonomi yang jumlahnya luar biasa dan tidak disertai detail yang cukup, bursa saham AS ditutup turun 1,5 persen akibat ketidakmenentuan kapan dan bagaimana pemerintah AS bisa mengadapi krisis keuangan ini. Kepala Komisi Ekonomi Keuangan DPR AS Barney Franck mengingatkan, rencana penyelamatan itu tidak akan diloloskan sampai Senin depan karena Kongres yang didominasi kubu Demokrat memerlukan batasan-batasan kompensasi terhadap para eksekutif perusahaan yang bisa membersihakn aset-aset sampah mereka. "Saya hanya tak mau (aset) rakyat Amerika digadaikan," kata David Dietze, kepala bidang investasi pada Point View Financial Services di Summit, New Jersey. "Rakyat sudah skeptis terhadap apa yang mereka butuhkan, dan rakyat ngeri terhadap ongkos (yang mesti mereka bayar)." "Keskeptisan itu bermuara pada asumsi bahwa langkah penyelamatan hanya untuk menolong para pialang Wall Street tapi tak ada satu pun itu ditujukan untuk melindungi 'wong cilik' yang hanya dijadikan sebagai keset lewat pengenaan pajak yang terus memberat," kata Dietze. Krisis keuangan menjadi pokok bahasan nomor satu dalam pemilu presiden 4 November nanti di mana banyak anggota parlemen yang tengah berupaya dipilih kembali menjadi anggota Kongres memilih untuk bersikap hati-hati. Paket penyelamatan keuangan terbesar dalam sejarah AS ini telah menghisap 2.300 dolar AS dari setiap kocek keluarga AS. Bahkan bagi negara terkaya di dunia sekali pun, dana 700 miliar dolar AS adalah jumlah yang amat luar biasa di mana sejak 2003, perang Irak saja telah menelan 550 miliar dolar AS atau sedikitnya 100 miliar dolar AS per tahun. Dalam dua hari pertama dengar pendapat, Paulson dan Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve Ben Bernanke mengungkapkan rencana penyelamatan ini hanya akan menghabiskan sedikit dari kemampuan ekonomi AS begitu pemerintah bisa menjual kembali sekuritas-sekuritas hipotik beracun itu. Paulson menyatakan, pemerintah akan membeli sekuritas-sekuritas itu melalui lelang dalam mana peran pembeli dan penjual ditukarkan untuk menjamin semua mendapatkan harga lebih rendah. Transformasi keuangan global pun dipercepat Pernah digadang-dagangkan tak akan terimbas krisis, Goldman guncang minggu kemarin oleh tergelincirnya harga sahamnya secara tiba-tiba. Lembaga keuangan ini terselamatkan setelah disetujui menjadi sebuah bank komersial dan transaksi pengubahan bentuk ini akan memaksa Goldman beraliansi dengan salah satu bank yang separuhnya dimiliki Warren Buffett. Sementara itu, lembaga pialang terbesar Jepang setuju untuk membeli cabang Eropa dari Lehman Brothers. Ketua Komisi Sekuritas dan Saham AS (SEC/Bapepamnya AS) Christopher Cox mendesak Kongres untuk menyumbat celah undang-undang untuk menyelamatkan pasar swap kredit gagal bayar (CDS, credit default swaps) bernilai 58 triliun dolar AS, yaitu produk-produk semacam asuransi yang disebut-sebut membawa risiko sistemik. Sedangkan, Presiden George W. Bush berjanji akan berbicara di depan Majelis Umum PBB bahwa pasar keuangan akan stabil namun ia mungkin akan menghadapi kritik dunia bahwa (krisis keuangan itu muncul sebagai) buah dari apa yang disebut banyak orang sebagai kultur serakah (pelaku pasar keuangan). Ikut merasakan Paulson, mantan bos Goldman Sachs yang kekayaannya mencapai 700 juta dolar AS, berkata pada Kongres, "Saya merasakan kepedihan rakyat AS. Ini sungguh memalukan Amerika Serikat." Senator Charles Schumer, seorang Demokrat dari New York yang memiliki kepentingan di Wall Street, telah mendesak Paulson untuk segera mencairkan paket "bailout" itu dengan memulainya dari angka 150 miliar dolar AS. Paulson menembak balik Schumer dengan berkata, "Kita butuh otoritas penuh (dari Kongres)." "Permasalahan semua ini adalah kepercayaan pasar. Ini sungguh kabar buruk dan para pembayar pajak AS telah digantung." Kongres dan pemerintahan Bush berada dalam tekanan luar biasa untuk segera beraksi menyusul naiknya terus gelombang penyitaan jaminan rumah dan utang gagal bayar di AS serta kekeliruan bank-bank investasi AS seperti halnya terjadi pada perusahaan asuransi terbesar dunia (AIG). Beberapa pakar meragukan Paulson dan Bernanke bisa menghentikan krisis kepercayaan paling buruk yang diderita AS sejak Depresi Besar era 1930an. "Kedua orang itu telah salah pada hampir semua hal sejak krisis keuangan ini meletus bertahun-tahun lalu," kata Barry Rotholtz, direktur riset pada lembaga investasi di New York, Fusion IQ. "Mengapa kita mesti mempercayai hitungan mereka tentang penyelamatan keuangan terbesar dalam sejarah Amerika?" Di bawah bayang-bayang pemilu, kompensasi kepada para eksekutif perusahaan menjadi isu yang sensitif dan ditengarai sebagai titik pangkal perdebatan begitu Washington (pemerintahan AS) merancang penyelamatan itu. Goldman Sachs membayar Kepala Eksekutif Llyod Blankfein 54 juta dolar AS tahun lalu. Dua bank independen tersisa di Wall Street, Goldman dan Morgan Stanley, beberapa hari lalu disetujui otoritas keuangan AS untuk berubah menjadi bank umum guna menghindari mereka dari terkaman krisis lebih dalam. Bos Merrill Lynch & Co, John Thain, ditawari gaji 15 juta dolar AS ketika bergabung dengan perusahaan ini tahun lalu. Dia akan mendapat 10 juta dolar AS tambahan ketika Merrill dijual ke Bank of Amerika Perusahaan asuransi terbesar dunia American International Group Inc menggaji bosnya, Martin Sullivan, 14 juta dolar AS tahun lalu. AIG diselamatkan minggu lalu oleh pinjaman pemerintah sebanyak 85 miliar dolar AS. Survai Pusat Riset Pew untuk Masyarakat dan Pers menyebutkan 57 persen warga AS mendukung paket penyelamatan keuangan (bailout), kendati hanya 19 persen yang percaya pemerintah telah menempuh langkah yang benar dalam menangani krisis keuangan kali ini. Di depan kantor bank sentral AS cabang New York (Reserve Bank of New York) 40 orang berdemonstrasi sambil mengusung spanduk bertuliskan "Selamatkan (bailout) Main Street (orang kebanyakan), bukan hanya Wall Street (bursa saham)" dan "700 miliar dolar AS untuk bankir, 0 dolar AS untuk penyicil rumah." Seorang pemodal ventura memasang iklan besar-besar di koran New York Times mengolok-olok Bush, Paulson dan Bernanke sebaga "neo komunis' dalam satu kartun di mana trio ini digambarkan sedang menancapkan bendera palu arit komunis. Serbu Aset Selagi malapetaka kian memburuk, perusahaan-perusahaan Jepang justru berebut membeli aset-aset perusahaan AS. Nomura Holdings Inc misalnya, telah setuju membeli cabang Eropa dan Timur Tengah dari Lehman Brothers yang sudah bangkrut itu Langkah ini diikuti oleh salah satu bank utama Jepang, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, yang membeli 20 persen saham Morgan Stanley, sementara Nomura berencana membeli lagi cabang-cabang Lehman di Jepang dan Australia. Dari Singapura, lengan investasi bisnis milik pemerintah negara itu, GIC (Government of Singapore Investment Corportion) menyatakan masih memiliki cukup uang kendati mereka telah menanamkan dana18 miliar dolar AS dalam UBS AG dan Citigroup Inc. GIC malah masih berminat membeli aset-aset perusahaan AS yang lagi jatuh itu. (*)

Pewarta: Mark Egan/Reuters
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008