Jakarta (ANTARA) - Pameran arsitektur Prihal di Galeri Nasional, Jakarta, menampilkan kumpulan gagasan dan karya rancangan dari studio arsitektur Andramatin yang telah bekiprah 20 tahun.

"Pameran ini juga merupakan rangkuman, sekaligus penanda dari dua dekade perjalanan berkarya Andramatin sebagai sebuah studio perancangan, yang didirikan dan dikepalai oleh Isandra Matin Ahmad (Andramatin) sejak tahun 1998," kata Kurator pameran Prihal, Danny Wicaksono, Rabu.

Ide besar terkait pameran Prihal setidaknya berangkat dari dua gagasan utama. Pertama, mengenai peran yang diambil Andramatin melalui perancangannya, yakni terhadap beragam dimensi ruang hidup di Indonesia.

"Dalam hal ini, peran yang dilakukan oleh arsitek dapat dipahami sebagai sebuah peran giat, yang dapat menjahit harapan dari berbagai penghidupan masyarakat yang menempatkan disiplin arsitektur lebih dari sekedar profesi di tengah hiruk pikuk industri bangunan," kata dia.

Kedua, mengenai bagaimana disiplin arsitektur itu sendiri diciptakan, dikelola dan dibina (baik secara sengaja atau tidak) di dalam keseharian kerja lingkungan studio Andramatin.

Baca juga: Debindo ITE gelar pameran bangunan dan interior IndoBuildTech di JCC

Baca juga: Riau Festival gunakan lokasi reruntuhan kebakaran jadi area pameran


Dengan demikian, pameran ini tak hanya hadir dengan maksud untuk memperlihatkan apa saja yang tampak dan tersurat dari karya-karya Andramatin, tapi juga memahami berbagai pokok persoalan dan makna-makna yang tersirat, yang dalam banyak kesempatan, tidak sering ditunjukkan.

Lewat 49 karya arsitektur yang disajikan di Gedung A Galeri Nasional, pengunjung diajak untuk melihat mulai dari proyek terkecil hingga proyek terbesar dari studio tersebut.

Pengunjung dapat langsung melihat maket-maket dengan skala 1:200 dalam berbagai ukuran, video wawancara para klien, dan suasana kerja yang dibawa ke ruang pameran, serta materi-materi lain yang melengkapi pameran tersebut.

Pameran ini menyaring dan membingkai setidaknya 800 lebih karya-karya arsitektur Andramatin ke dalam delapan bagian di dalam lingkungan area Galeri Nasional Indonesia.

Di dalam delapan bagian tersebut, setengahnya adalah tentang karya arsitektur Andramatin, yang sebagian besarnya belum pernah diperlihatkan kepada publik, kemudian paruh keduanya adalah tentang hal-hal lain yang ada di sekeliling kerja sehari-hari studio Andramatin.

"Kedelapan Prihal ini dirancang secara khusus sebagai satu ruang yang merespons dan melintasi ruang-ruang eksisting gedung Galeri Nasional Indonesia, membawa pengunjung untuk mengalami arsitektur Andramatin secara langsung," kata dia.*

Baca juga: Lewat Venice Architecture Biennale, Bekraf promosikan arsitek Indonesia

Baca juga: Suasana Paviliun Indonesia di Venice Architecture Biennale 2018 (video)

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019