Oleh Ahmad Wijaya Beijing (ANTARA News) - Penduduk China belakangan ini menghadapi trauma massal berkaitan dengan susu formula lantaran lebih dari 2.000 bayi tercatat keracunan setelah meminum susu bubuk produksi Grup Sanlu, salah satu produsen terkemuka di Negeri Tirai Bambu itu. Bahkan, tiga bayi diantaranya meninggal dunia. Sedangkan, banyak bayi di Shijiazhuang, ibukota provinsi Hebei, China utara, tiba-tiba jatuh sakit dan terpaksa harus menginap di rumah sakit setelah mengonsumsi susu bubuk formula produksi pabrikan lokal tersebut. Kepanikan para orang tua di China memuncak dengan cepat, setelah kabar dari Shijiazhuang menyebar melalui berbagai media massa seantero China daratan dan bahkan ke beberapa negara yang selama ini mungkin saja mengimpor produk susu dari China. Hasil penyelidikan tim pihak berwenang menunjukkan bahwa terdapat kandungan zat melamin yang tercampur di dalam susu bubuk formula. Melamin sangat membahayakan jiwa jika dikonsumsi bayi. Pemerintah setempat bertindak sigap, mereka memerintahkan penarikan lebih dari 10.000 ton susu bubuk formula bayi produksi Sanluyang terkontaminasi melamin, untuk dimusnahkan. "Pihak berwenang sejauh ini telah menahan 2.176 ton susu bubuk yang berada di gudang milik Grup Sanlu, produsen susu bubuk yang menyebabkan ribuan bayi di penjuru China mengalami keracunan dan menarik 8.218 ton yang berada di pasar," kata Wakil Walikota Shijiazhuang Li Jinlu. Sebanyak 700 ton susu bubuk bayi lainnya yang akan dipasarkan ke sejumlah wilayah, saat ini sedang dalam perjalanan kembali menuju Shijiazhuang untuk segera dimusnahkan. Pihak berwenang mengatakan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah yang memungkinkan untuk menarik seluruh susu bubuk bayi yang berada di wilayah terpencil. Sementara itu tim medis juga telah dikirim ke wilayah terpencil untuk memberikan bantuan kepada bayi yang mengalami keracunan. Kementerian Pertanian China juga melakukan inspeksi terhadap semua industri susu di seluruh wilayah. "Enam tim kementerian telah melakukan inspeksi di enam wilayah yang dikenal sebagai produsen utama susu, seperti Beijing, Hebei, Mongolia Dalam, Heilongjiang, Xinjiang, serta Henan," demikian seorang pejabat Kementrian Kesehatan China. Para pejabat dari tim akan bertemu dan berbicara dengan sejumlah petani, produsen makanan ternak, pelaksana pengumpul susu dan pengelola supermarket untuk mendapatkan masukannya dan saran. Tim juga akan melakukan investigasi ke sejumlah jaringan, seperti perubahan harga bahan baku susu serta produk kebutuhan sehari-hari, permasalahan dalam pembelian bahan baku susu serta jaringan di pengelolaan pengumpulan susu. "Melaimin adalah suatu bahan kimia yang digunakan di plastik yang mengandung nitrogen dan dapat membuat kandungan protein di susu tampak lebih tinggi," kata seorang ahli ilmu makanan Universitas Pertanian China Ren Fazheng. Seorang analisis Chen Lianfang yang bekerja di Konsultan Agribisnis Orient Beijing, mengatakan industri kebutuhan sehari-hari di China sangat membutuhkan suatu ketentuan UU yang lebih kuat. Hal yang membuat khawatir masyarakat dunia terhadap kasus itu adalah Grup Sanlu diketahui ternyata juga mengekspor produknya ke sejumlah negara, tapi tidak termasuk ke Indonesia. "Sanlu memang diketahui ekspor produk susu ke sejumlah negara tapi hanya ke beberapa negara seperti ke Myanmar, Bangladesh, Gabon, serta Yaman," kata Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu. Menurut Jiang Yu, sampai kini pihaknya belum mendapat laporan adanya korban keracunan atau meninggal di negara-negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor Grup Sanlu. Meskipun demikian, katanya, pemerintah China terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap keberadaan susu tersebut yang berada di luar negeri. Ia mengatakan, pemerintah telah mengambil tindakan cepat untuk mencegah meluasnya peredaran susu produksi Sanlu tersebut dan terus melakukan berbagai upaya cepat untuk menghindari makin banyaknya korban yang kemungkinan masih mengkonsumsi susu tersebut. "Pemerintah China telah dan akan serius menangani masalah ini dan menghukum pihak-pihak yang bersalah sesuai dengan undang-undang. Produsen susu yang ada di China juga diminta untuk meningkatkan sistem keamanan dan standarisasi yang berlaku," kata Jiang Yu. Menanggapi kasus memalukan itu, karena China sedang mencoba membangun kesan kepada dunia sebagai negara besar yang mampu memproduksi produk berkualitas dan aman, pemerintah China sedang melakukan investigasi kemungkinan adanya tindakan ceroboh yang dilakukan pegawai atau pejabat di Badan Pengawas Kualitas, Pemeriksaan dan Karantina (AQSIQ). "Kami telah memulai melakukan investigasi internal mengetahui apakah ada kecerobohan yang dilakukan pejabat atau petugas dalam melakukan tugas terkait skandal susu bubuk bayi," kata Menteri AQSIQ, Li Changjiang. Menurut dia, pihaknya saat ini telah dan sedang melakukan pengembangan investigasi ketat di dalam tubuh AQSIQ mengenai adanya kecerobohan pegawainya, sehingga menyebabkan pengawasan kualitas tidak terawasi secara ketat. Akibat tidak adanya pengawasan secara ketat karena kecerobohan AQSIQ, katanya, susu bayi yang tidak lolos standarisasi dan keamanan produk bisa masuk ke pasar sehingga menyebabkan ribuan bayi keracunan. Kepada pegawai atau pejabat AQSIQ yang apabila nantinya ketahuan melakukan tindakan ceroboh, tegasnya, yang bersangkutan bisa dikenakan hukuman sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sementara untuk menghindari makin meluasnya peredaran susu terkontaminasi di pasaran, pihaknya telah melakukan pemeriksaan standarisasi di 109 perusahaan yang memproduksi makanan bayi itu. "Kami telah melakukan pemeriksaan ke sejumlah produsen susu bayi dan ternyata memang ada sejumlah produsen yang produknya terkontaminasi," katanya. Terkait dengan kasus itu, pihaknya berjanji akan makin meningkatkan pengawasan standarisasi dan keamanan makanan sehari-hari, tidak hanya untuk bayi tapi juga untuk dewasa. Ia mengakui kasus ini merupakan sebuah pelajaran yang sangat berharga dalam upaya untuk memperketat sistem keamanan dan standarisasi makanan agar tidak terulang di masa mendatang. Bukan hanya pejabat yang akan dikenakan tindakan tegas. Kepolisian juga terus memburu sejumlah oknum yang diduga melakukan sabotase keamanan nasional, karena diduga dengan sengaja memasukkan melamin ke dalam susu bubuk. Jurubicara Departemen Keamanan provinsi Hebei Shi Guizhong, mengatakan pihaknya setidaknya telah diperiksa lebih dari 12 orang yang diduga melakukan dengan sengaja tindak kriminal tersebut. "Sejauh ini sudah ada 18 tersangka yang telah ditahan terkait kasus ini. Sepuluh orang lainnya sedang dalam tahanan dan diperiksa secara intensif," katanya. Menurutnya, semua tersangka berjumlah 18 orang bertempat tinggal di Shijiazhuang, ibukota provinsi Hebei. Enam diantaranya selama ini menjual bahan kimia melamin, sementara 12 orang lainnya diduga merupakan penyalur susu yang telah terkontaminasi. Salah seorang tersangka yang diketahui bernama Su, setelah diinterogasi polisi mengakui telah menjual 200 kantong melamin, yang masing-masing kantong seberat 20 kilogram, selama Februari 2007 hingga Juli 2008, yang ia jual seharga 200 yuan atau sekitar 28,6 dolar AS. "Kami akan terus mengembangkan pemeriksaan dan terus melakukan pemeriksaan dan interogasi terhadap para tersangka untuk mengetahui sudah seberapa jauh peredaran susu terkontaminasi itu," kata Guizhong. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008