Jakarta (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta memperkirakan tingkat inflasi Jakarta pada akhir 2019 dapat mencapai target inflasi nasional setelah melihat perkembangan inflasi indeks harga konsumen (IHK) dan inflasi bahan makanan Jakarta pada Januari hingga Oktober 2019.

“Melihat perkembangan inflasi IHK dan inflasi bahan makanan Jakarta pada Januari hingga Oktober 2019, diperkirakan tingkat inflasi DKI Jakarta pada akhir tahun 2019 dapat mencapai target inflasi nasional sebesar 3,5 persen plus minus 1 persen,” kata Humas Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, dalam keterangannya Rabu.

Untuk itu, TPID mengimbau masyarakat agar dalam menghadapi libur akhir tahun tetap mengedepankan rasionalitas, yaitu berbelanja dengan bijak sesuai dengan kewajaran. Sementara kepada pedagang agar tidak mengambil momentum untuk tetap normal mengambil keuntungan sebagai wujud kepedulian terhadap stabilitas ekonomi Jakarta.

Baca juga: Harga mi penyumbang terbesar inflasi DKI Jakarta Oktober 2019

Inflasi IHK tahun kalendar sampai dengan Oktober 2019 tercatat sebesar 2,73 persen, atau secara tahunan (yoy) sebesar 3,65 persen.

Dijelaskan bahwa dalam rangka menghadapi hari besar keagamaan dan nasional (HBKN) di ujung tahun 2019 dan perayaan Tahun Baru 2020, telah dilakukan rapat koordinasi TPID Provinsi DKI Jakarta pada Rabu (27/11).

Rapat yang dipimpin oleh Sekda Provinsi DKI Jakarta sebagai ketua harian TPID Provinsi DKI Jakarta bertujuan untuk memonitor kondisi pasokan, stok, harga dan juga kesiapan instansi terkait dalam menghadapi akhir tahun dengan tujuan untuk memastikan stabilitas ekonomi di DKI terjaga dengan baik.

Dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Asisten Perekonomian Setda, Kepala Dinas terkait, Perjabat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta serta pimpinan BUMD pangan & Bulog dengan Irjen Kemendag dan Sekretariat Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dari Kemenko Bidang Perekonomian sebagai pembicara.

Baca juga: BPS catat DKI Jakarta deflasi 0,04 persen di September 2019

Berdasarkan hasil koordinasi dengan instansi terkait, kata Humas KPw BI Jakarta, diperoleh informasi bahwa pasokan dan stok beberapa komuditas pangan penting relatih aman dan terkelola dengan baik seperti beras, daging ayam ras, telur, minyak goreng, bawang putih, cabai, dan bahan bahan makanan strategis lainnya.

Selanjutnya ditegaskan bahwa pasokan LPG 3 kg yang sampai saat ini penggunaannya baru terpakai 83 persen dari kapasitas/stok yang tersedia, sangat aman.

“Pertamina bahkan berkomitmen akan melakukan penambahan sebanyak 50 persen dari kebutuhan sampai dengan Desember 2019,” katanya.

Dikatakan juga, upaya untuk mengoptimalkan pasokan kebutuhan bahan makanan juga dilakukan oleh BUMD di DKI Jakarta seperti peningkatan pasokan daging ayam ras oleh Dharma Jaya, kerja sama Pasar Jaya dengan Kementan (Toko Tani Indonesia) dan Bulog (Rumah Pangan Kita) untuk memperkuat pasokan bawang merah, serta optimalisasi mesin Controlled Atmosphere Storage (CAS) untuk pasokan cabai merah di pasar Kramat Jati.

Selain itu, dalam upaya ikut membantu stabilisasi harga di kawasan sekitar Jakarta, di mana sekitar 30 persen pasokan di Jakarta dibeli oleh pedagang di 4 kota sekitar seperti Bogor, Depok, Banten, dan Bekasi. Salah satu alternatif solusi untuk hal tersebut adalah mengoptimalkan pusat distribusi di kota-kota tersebut yang dimiliki oleh Pasar Jaya.

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019