Pokoknya nanti Dinperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) untuk menekan harga itu di pasaran
Purbalingga (ANTARA) - Pelaksana Harian (Plh) Bupati Purbalingga Sudono meminta dalam pengendalian inflasi selama Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri agar memprioritaskan ketersediaan dan stabilisasi harga lima komoditas pangan strategis di Kabupaten Purbalinga, Jawa Tengah.

Saat membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Purbalingga di Operation Room Graha Adiguna Purbalingga, Kamis, Sudono mengatakan lima komoditas pangan strategis tersebut meliputi beras, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang, dan cabai karena termasuk komponen yang mengundang inflasi.

"Pokoknya nanti Dinperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) untuk menekan harga itu di pasaran," kata Wakil Bupati Purbalingga.

Sementara itu, Kepala Dinperindag Kabupaten Purbalingga Johan Arifin mengatakan stabilisasi harga tidak bermaksud untuk menurunkan harga serendah-rendahnya melainkan untuk menjaga agar tetap terjangkau oleh masyarakat, sedangkan produsen yang meliputi petani, peternak, dan nelayan masih bisa mendapatkan keuntungan.

Menurut dia, pemerintah saat ini telah melakukan intervensi dengan menetapkan harga acuan pembelian baik di tingkat produsen berupa harga pokok penjualan (HPP), penetapan harga acuan penjualan ke tingkat konsumen (HAK), penetapan harga eceran tertinggi (HET), operasi pasar, serta subsidi sarana produksi padi dan sebagainya.

Ia mengakui jika saat ini terjadi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat di Purbalingga, yakni daging ayam ras meningkat dari Rp35.000 per kilogram menjadi Rp40.800/kg dan telur ayam sas melonjak dari Rp26.500/kg menjadi Rp31.000/kg.

Berdasarkan informasi dari peternak ayam, kata dia, kenaikan harga daging ayam ras disebabkan oleh lonjakan harga pakan ternak khususnya jagung yang sebelumnya berkisar Ro6.000-Rp6.500/kg naik menjadi Rp9.500-Rp10.000/kg.

"Dengan demikian, harga bakal ayam (day old chick/DOC) juga meningkat dari Rp17.000-Rp18.000 menjadi Rp20.000-Rp22.500," katanya.

Terkait dengan harga berbagai jenis cabai, dia mengatakan harga komoditas tersebut sangat fluktuatif karena tergantung pada cuaca dan musim.

Menurut dia, harga cabai rawit merah saat ini sebesar Rp62.000/kg dan cabai merah keriting Rp59.500/kg, sedangkan untuk bawang putih Rp41.000/kg dan bawang merah Rp32.500/kg.

Sementara untuk harga beras, kata dia, secara umum telah terpantau mengalami kenaikan sejak Agustus 2023 akibat berbagai faktor, salah satunya naiknya biaya produksi pertanian.

"Beras IR medium sempat mencapai harga tertinggi Rp15.800/kg namun sekarang turun jadi Rp15.000/kg, sedangkan beras IR premium yang sempat mencapai Rp18.000/kg kini mulai turun menjadi Rp16.000/kg," katanya.

Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah melakukan intervensi harga beras, salah satunya melalui operasi pasar bekerja sama dengan Perum Bulog Cabang Banyumas dan Perumda Puspahastama Purbalingga.

"Operasi pasar yang digelar pada tahun 2023 berhasil menyalurkan 298,8 ton beras, sedangkan tahun 2024 baru tersalurkan 87 ton dari target 700 ton," kata Johan.

Dalam kegiatan HLM TPID Kabupaten Purbalingga itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Cristioveny merekomendasikan sejumlah strategi pengendalian inflasi yang meliputi kerja sama antardaerah untuk pemenuhan stok pangan, penguatan badan usaha milik daerah (BUMD) dan peningkatan komitmen dalam penyerapan hasil tani lokal, serta perluasan smart farming, good agricultural practices, dan urban farming.

Selanjutnya, pemberian fasilitas distribusi dan memotong rantai pasok pangan, replikasi toko TPID di pasar-pasar daerah dengan menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan) dan akan menjual komoditas dengan harga produsen, meningkatkan frekuensi Gerakan Pangan Murah (GPM), dan mengintensifkan belanja bijak dan diversifikasi pangan.

"BUMD perlu menyerap hasil tani lokal untuk memenuhi kebutuhan lokal dulu, jangan dibawa pedagang keluar kabupaten yang menyebabkan di sini defisit dan menyebabkan harga tinggi di sini," kata Christoveny menegaskan.

Baca juga: Penanaman modal asing di Purbalingga tahun 2023 capai Rp149,98 miliar

Baca juga: Pertapreneur Aggregator 2023 dukung produksi penderes di Purbalingga

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024