Washington (ANTARA News) - Presiden AS George W. Bush, Kamis, berjanji bekerja ke arah tercapainya perjanjian perdamaian Palestina-Israel, meski waktu telah mulai habis untuk mencapai perjanjian itu sebelum ia mengakhiri tugasnya. Dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Gedung Putih, Bush menyampaikan dukungan penuh bagi kepemimpinan Abbas dalam merundingkan penyelesaian dengan orang-orang Israel, termasuk pembentukan negara Palestina. "Saya bertugas hanya tinggal empat bulan lagi," kata Bush, seperti diberitakan DPA. "Dan saya berharap visi yang anda dan saya kerjakan bisa terwujud. Dan janji saya satu-satunya kepada anda adalah saya akan terus bekerja keras untuk melihat agar itu bisa terwujud." Bush menjadi tuan rumah konferensi Timur Tengah di Annapolis, Maryland, pada November, yang mendorong kembali negosiasi antara kedua pihak untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun. Abbas dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berjanji mencapai sebuah pejanjian pada akhir tahun ini. Bush mengakhiri tugasnya pada Januari. Abbas memuji Bush atas peranannya dalam proses perdamaian dan berterima kasih kepadanya atas bantuan keuangan yang bertujuan membangun ekonomi Palestina. "Kami sangat tahu betapa pentingnya masalah ini bagi anda," kata Abbas kepada Bush melalui seorang penterjemah. "Dan kami akan terus bekerjs sangat keras bersama-sama dalam upaya mewujudkan visi anda mengenai dua negara yang hidup berdampingan." Para pejabat Israel dan Palestina bertemu secara rutin sejak konferensi Annapolis untuk merundingkan sebuah perjanjian namun tidak banyak mencapai kemajuan. Masalah-masalah paling sulit yang harus diatasi adalah status Yerusalem, perbatasan akhir antara kedua negara dan tuntutan Palestina bagi hak pulang para pengungsi. Proses itu juga terhambat oleh tuduhan-tuduhan mengenai skandal korupsi yang membuat Olmert terpaksa mengundurkan diri pada Minggu. Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, yang memimpin negosiasi Israel dan mendukung proses perdamaian, menggantikan Olmert sebagai ketua Partai Kadima yang berkuasa dan telah memulai upaya-upaya untuk membentuk pemerintah baru Israel. Presiden Israel Shimon Peres menugasi Livni membentuk pemerintah pada Senin dan memberinya waktu 42 hari untuk membentuk koalisi baru atau menghadapi pemilihan umum baru. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008