Makassar, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap pembangunan infrastruktur di Sulawesi Selatan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi saja tetapi juga di seluruh Kawasan Indonesia Timur (KTI). Dalam sambutannya pada acara peresmian Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di area parkir bandara yang terletak sekitar 22 km dari Kota Makasar tersebut, Jumat, Presiden Yudhoyono mengatakan, pembangunan infrastruktur dimulai dari simpul-simpul strategis seperti Makassar, untuk meraih peluang ekonomi masa depan. "Peresmian ini mestilah diletakkan dalam konteks menjangkau ke depan untuk menyambut peluang ekonomi di Tanah Air maupun kawasan dunia," ujarnya. Selain menandatangani Prasasti Peresmian Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, pada kesempatan yang sama Presiden Yudhoyono juga menandatangani peresmian Jalan Tol Seksi IV Dalam Kota Makassar dan 3 lempeng tanda dimulainya pengoperasian Kapal Motor Gunung Dempo, KM Enpebe Ekspres dan KM Kasuari Pasifik milik PT Pelni. Selain berharap peresmian berbagai infrastruktur itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi, Kepala Negara juga berharap agar pelayanan kepada masyarakat dapat ditingkatkan. Kepala Negara meminta pihak operator maupun pemerintah provinsi dapat merawat sarana infrastruktur berbiaya tinggi tersebut. "Jangan karena kealpaan dan kemalasan, apa yang kita bangun mudah rusak dan harus diperbaiki dengan biaya yang tidak sedikit," ujarnya. Presiden dalam sambutannya juga menyatakan rasa bangganya karena Bandara Internasional Sultan Hasanuddin yang mulai dibangun pada 2005 dengan biaya sekitar Rp600 miliar itu sepenuhnya menggunakan tenaga kontraktor dan konsultan lokal. Presiden Yudhoyono menjelaskan, saat ini Indonesia tengah berusaha meningkatkan kerjasama dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur guna mengejar keuntungan dari perdagangan internasional. Untuk itu, pembangunan infrastruktur dan transportasi merupakan pilar penting yang menunjang kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meningkat pasca krisis juga membawa konsekuensi bertambahnya kebutuhan pembangunan infrastruktur. Sejak 2005, kata Presiden, pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk infrastruktur sebesar 165 persen dari Rp21 triliun menjadi Rp58 triliun. "Namun jumlah yang tidak sedikit itu tetap belum mampu membiayai infrastruktur di seluruh Indonesia yang mengutamakan proyek strategis seperti Bandara Sultan Hasanuddin dan Jembatan Suramadu," jelasnya. Karena itu, Presiden Yudhoyono berharap pemerintah daerah membuka pintu sektor swasta yang ingin berinvestasi di bidang infrastruktur. Inisiatif Wapres Sementara itu, Menhub Jusman Syafii Djamal dalam sambutannya menyatakan inisiator pembangunan Bandara Internasional Sultan Hasanudin adalah Wapres Jusuf Kalla yang melontarkan pemikirannya pada 20 November 2005. Menhub pun mengucapkan terimakasih pada peran Wapres yang terus memberi dukungan agar pembangunan Bandara itu cepat selesai. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin mulai beroperasi penuh sejak 4 Agustus 2008. Bangunan Bandara bergaya futuristik dengan dekorasi utama dinding kaca dipadukan dengan ornamen khas Sulsel. Lengkungan-lengkungan atap berjumlah sepuluh buah pada bangunan diterjemahkan sebagai ombak yang menjadi semangat masyarakat Bugis dan Makassar yang dikenal sebagai pelaut tangguh. Kapal Phinisi khas Bugis digambarkan pada tiang lengkungan utama gedung sedangkan langit-langit terminal mengambil motif kain sulam mandar. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin seluas 52 ribu meter persegi itu memiliki kapasitas penumpang hingga 7 juta orang per tahun. Bandara itu memiliki apron (tempat parkir pesawat) seluas 78 ribu meter persegi yang cukup luas untuk pesawat berbagai ukuran mulai dari Boeing 737 hingga seri Airbus 330. Pembangunan Bandara itu sepenuhnya dibiayai PT Angkasa Pura I. Menurut Menhub, landasan pacu Bandara sepanjang 3.100 meter saat ini baru dibangun sepanjang 1.800 meter. Total pembiayaan berasal dari APBN 2007 senilai Rp105 miliar sedangkan sisa pekerjaan landasan pacu dan perluasan apron serta pembangunan navigasi penerbangan dengan total nilai proyek Rp437 miliar yang dibiayai APBN 2008 saat ini tengah berlangsung. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin merupakan pintu menuju kota-kota di Indonesia di wilayah timur dengan pertumbuhan penumpang selama 3 tahun terakhir mencapai 30 persen.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008