Jakarta, 26/9 (ANTARA) - Hasil penggeledahan oleh Tim Unit I Dit V/Tipiter Bareskrim Polri di gudang PT. Ikan Mas Jaya Palembang ditemukan 4 buah cold storage yang berisi 13,8 ton daging trenggiling, 4 karung sisik trenggiling dan bukti-bukti lain seperti mesin pres plastik, timbangan, dll. Dari temuan tersebut negara dirugikan sebesar 14,1 milyar, dan apabila sudah menjadi daging siap saji di rumah makan China maka kerugian negara mencapai 36,4 milyar. Sedangkan kerugian akibat perdagangan sisik trenggiling sebesar Rp 182.400.000,- (USD 400 per kg). Berat satu ekor trenggiling bervariasi dari 3-7 kg. Harga trenggiling di pasaran internasional sebesar 112 Dollar AS per kg (Rp 1.021.440,-). Polisi saat ini telah menetapkan tiga tersangka terkait kasus perdagangan trenggiling di palembang, yaitu E.K.S alias ASG (WN Malaysia), H.S.H alias ASG dan MRS. Ancaman hukuman bagi mereka adalah hukuman penjara maksimal 5 tahun dan denda maksimal 100 juta rupiah. Trenggiling (Manis javanica) merupakan jenis mamalia yang telah masuk dalam daftar jenis satwa dilindungi di Indonesia. Keberadaan treggiling saat ini sudah sangat mengkawatirkan karena perburuan liar yang sulit untuk dikontrol dan kerusakan habitatnya. Trenggiling diburu untuk dimanfaatkan dagingnya, sisik, empedu dan lidah. Daging dan bagian-bagian tubuh trenggiling dipercaya berkhasiat sebagai obat tradisional bagi masyarakat Cina, selain itu juga dipandang sebagai salah satu makanan yang eksotik. Disamping itu sisik trenggiling juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, dompet, tas dan bahan kancing. Dalam skala internasional, penyerap daging dan sisik trenggiling terbesar adalah negara Cina. Perdagangan trenggiling di Indonesia naik secara drastis sejak tahun 2003 dengan masuknya investor dari Malaysia ke Palembang. Palembang disinyalir merupakan tempat pengumpul trenggiling terbesar di Indonesia bahkan Asia. Modus kegiatan ini adalah dengan menyamarkan gudang penyimpanan sebagai toko roti, atau tempat penampungan buah pinang. Trenggiling yang sudah dibersihkan dari sisik dan isi perutnya kemudian diekspor dalam keadaan beku menuju Cina, Taiwan atau Hongkong dengan transit di Malaysia atau Vietnam. Dari Palembang ke jakarta, pengiriman dilakukan memakai kontainer atau bus antar kota antar propinsi melalui pelabuhan Bakauheni Lampung. Trenggiling yang diekspor dsamarkan dengan paket berisi ikan dan/atau dengan dokumen pengiriman berupa pengiriman ikan. Kontainer berisi trenggiling selanjutnya dikapalkan dari Jakarta atau melalui pelabuhan Bangka. Volume eksport penampung besar di Palembang yang ber etnis Cina dalam satu bulan mencapai 10-20 ton dengan omzet ratusan milyar rupiah. Nilai ekonomis penjualan trenggiling yang sangat tinggi menyebabkan kegiatan ini semakin marak. Departemen Kehutanan memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas perdagangan trenggiling dengan memberikan tindakan tegas kepada semua pihak yang terlibat. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Ir. Masyhud, MM, Kepala Pusat Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2008