Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) diperkirakan surplus Rp4,9 triliun pada 2008 karena berkurangnya beban moneter, khususnya pembayaran bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). "Beban SBI sekarang mulai berkurang, sehingga prognosa neraca kita sampai akhir tahun ini masih surplus, sesuai prognosa kita," kata Deputi Gubernur BI Ardhayadi di Jakarta, Jumat. Mengenai 2009, BI belum bisa memprediksi karena kondisi perekonomian saat ini yang penuh gejolak keuangan. Salah satu pekerjaan BI adalah menstabilkan nilai kurs rupiah terutama untuk biaya operasi pasar. Selain itu, akan ada dua beban tambahan pada neraca BI pada 2009. Pertama, pembayaran bunga (renumerasi) atas rekening pemerintah di BI dan kedua adalah pajak atas surplus neraca BI sebesar 28 persen sesuai UU PPh (Pajak Penghasilan) yang baru. Ardhayadi mengatakan unruk pembayaran atas rekening pemerintah di BI saat ini masih dibahas besaran bunga yang akan diberikan. "Sedang dibicarakan, dan nanti akan ditetapkan dalam sebuah MoU antara pemerintah dan BI," ujarnya. Ketua Tim Sistem Keuangan BI, Mubarakah mengatakan pengenaan PPh 28 persen atas surplus BI akan berdampak pada pembentukan modal BI. "Jadi kekuatan permodalan BI bisa makin berkurang, sebab alokasi surplus untuk cadangan ekuitas berkurang," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008