London (ANTARA News) - Petualang Swiss, Yves Rossy, terbang dari Prancis ke Inggris, Jumat, dengan jetpack yang dipasang pada punggungnya, sehingga dia menjadi orang pertama yang melintasi Selat Inggris dengan cara demikian. Rossy, seorang pilot yang biasa menerbangkan pesawat Airbus, melintasi selat selebar 35 kilometer antara Calais dan Dover itu dengan kecepatan 200 kilometer per jam dalam waktu 13 menit, kata jurubicaranya, seperti dilaporkan Reuters. Ketika karang putih di Dover tampak, ia membuka parasut biru dan kuningnya dan melayang turun saat angin sepoi-sepoi untuk mendarat di sebuah lapangan di Inggris, tempat para penyambutnya telah menunggu. "Segala sesuatu berjalan sempurna," ujarnya kemudian. "Saya memperlihatkan bahwa terbang seperti burung bukan merupakan hal yang mustahil." Rossy menapak tilas rute penerbang Prancis Louis Bleriot, yang menjadi orang pertama yang terbang melintasi Selat Inggris dengan sebuah pesawat pada 1909. Saat paling menegangkan Pilot Swiss itu terbang dengan dorongan empat mesin jet berbahan bakar minyak tanah yang dipasang pada sebuah sayap pada punggungnya. Dia menyalakan mesin jetnya dalam sebuah pesawat sebelum meloncat keluar pada ketinggian lebih dari 8.000 kaki (2.400 meter) di atas permukaan tanah. Setelah melewati periode terjun bebas, ia membuka sayap tersebut dan terbang di atas permukaan air. Dengan tanpa alat pengendali, satu-satunya cara untuk mengubah arah adalah seperti burung, menggerakkan kepala dan punggungnya. Pria berusia 49 tahun itu, yang menyebut dirinya sebagai "Fusion Man", mengemukakan kepada BBC saat yang paling menegangkan ialah ketika dia meloncat dari pesawat "karena saya mengalami banyak masalah pada saat-saat sebelumnya." Namun saat ini dia melakukan lompatan yang sempurna dan segera memperbaiki arah menuju karang Selat Dover. Rossy biasanya menerbangkan pesawat A-320 Airbus milik Swiss International antara Zurich dan Heatrow dan dia mengembangkan sendiri peralatan yang didorong jet itu. Sayap itu, yang merentang sepanjang delapan kaki, terbuat dari komposit karbon dan beratnya sekitar 55 kilogram, termasuk bahan bakar. Rencana mendatangnya antara lain terbang di atas Grand Canyon atau Ngarai Besar, dengan lepas landas dari posisi berdiri di permukaan tanah dan melakukan gerak akrobatik. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008