Jakarta (ANTARA News) - Guna memenangkan persaingan menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata (Presiden) AS, Senator Barack Obama dari Demokrat berikrar akan menyerang kelompok garis keras yang bersembunyi di Afghanistan dan Pakistan, sementara lawannya dari Partai Republik, John McCain menyebut AS telah memenangkan perang di Irak. Obama berusaha mencuri peluang dari McCain dengan berikrar akan melancarkan serangan militer terhadap sasaran kaum fanatik di dalam wilayah Pakistan jika pemerintah di Islamabad tak bersedia atau tak dapat bertindak. "Jika Amerika Serikat melihat Alqaeda, (Osama) bin Laden dan para pembantu setianya, namun Pakistan tak bersedia atau tak mampu bertindak, maka kita sendiri yang mesti meringkus mereka," kata Obama dalam debat pertama presiden dalam persaingan 2008 untuk mengisi kursi Gedung Putih. Ketegangan meningkat diantara dua negara bersekut, Islamabad dan Washington, sejak serangan darat militer dalam wilayah Pakistan pada 3 September, yang merupakan pertama sejak 2001, dengan meninggalkan 15 orang mati. Pernyataan Obama ini mengundang kecaman McCain, seorang veteran perang Vietnam, dengan mengatakan pernyataan semacam itu tidak bermanfaat dalam jangka panjang seraya mengatakan, "Anda tak perlu mengatakan itu begitu keras." Dalam debat pertama dari tiga debat presiden sebelum pemilihan umum 4 November, kedua calon presiden menawarkan pandangan-pandangan radikal yang saling bertentangan mengenai cara melindungi Amerika dari serangan teror seperti serangan 11 September 2001. Obama berkeras pemerintah AS telah menyianyiakan kesempatan dengan memindahkan pasukan militer menjauh dari Afghanistan ke Irak. Kendati Amerika telah menghabiskan banyak uang, energi serta jiwa, pemimpin Al-Qaeda Osama bin Ladin masih berkeliaran, tak pernah tertangkap dan tak terbunuh, sebalinya Alqaeda malah bangkit kembali. Senator Illionis yang diserang kubu Republik karena kurang pengalaman, mengulangi strateginya --untuk mengeluarkan tentara AS dari Irak dan mengirimnya ke Afghanistan untuk menangani aksi perlawanan milisi santri Taliban dan anggota Al-Qaeda di sana. "Al-Qaeda dan Taliban menyeberangi perbatasan dan menyerang tentara kita dengan amat keras. Mereka merasa besar hati," kata Obama. "Kita tak boleh memisahkan Afghanistan dari Irak karena seperti dikatakan para panglima militer kita bahwa kita tak lagi memiliki tentara saat ini untuk menangani Afghanistan," katanya. Namun McCain berpendapat tambahan 30.000 prajurit yang diia sarankan di Irak telah "berhasil dan kita akan menang di Irak dan kita akan pulang dengan kemenangan dan kehormatan". McCain menyerukan "strategi baru" guna menghadapi Al-Qaeda di Afghanistan. "Kita akan membantu pemerintah Pakistan untuk memasuki daerah ini guna memenangkan dukungan rakyat. Itu akan sulit," kata Senator Arizona tersebut. McCain juga mempertanyakan apakah pesaingnya dari partai Demokrat itu mampu mengemudikan negara adidaya yang saat ini sedang berperang di dua negara. "Saya selalu terlibat, sebagaimana saya katakan sebelumnya, dalam setiap konflik besar yang kita hadapi dalam 20 tahun terakhir," kata McCain. "Ada beberapa keuntungan (kalau kita memiliki) pengalaman, pengetahuan dan penilaian. Jujur saja saya tak percaya Senator Obama memiliki pengetahuan atau pengalaman, dan telah membuat penilaian keliru atas sejumlah masalah, termasuk reaksi awalnya terhadap agresi Rusia ke Georgia." Ia mengatakan kepada moderator, wartawan kawakan Jim Lehrer, meskipun ia percaya ancaman serangan lain 11 September lebih kecil dibandingkan masa lalu, dia melihat AS masih terlalu panjang untuk mengatakan bahwa Amerika aman. Obama sependapat seraya menambahkan ancaman terbesar yang dihadapi AS sekarang bukanlah rudal nuklir yang melintasi langit, melainkan peringatan mengenai bahaya penyebaran nuklir dan serangan bom kimia. Ia mengatakan salah satu tantangan terbesar untuk memelihara Amerika tetap aman adalah meningkatkan reputasinya yang telah goyah karena perang Irak. "Cita-cita dan falsafah nilai Amerika Serikat telah mengilhami dunia. Saya pikir tak ada seorang pun dari kita yang bisa mengatakan pandangan kita tentang dunia kini -mengenai bagaimana anak-anak seluruh dunia melihat AS sekarang- tetap sama," kata Obama. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008