Jakarta (ANTARA News) - Ketersediaan jaringan telekomunikasi dinilai pemerintah secara umum cukup siap dan memadai untuk menghadapi masa lebaran. Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel Depkominfo, Gatot S.Dewa Broto melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu mengatakan, dari hasil pengecekan sinyal dengan menggunakan metode drives test, test call serta pengiriman layanan pesan singkat (SMS) didapat hasil bahwa ketersediaan jaringan secara umum cukup siap dan memadai. "Hanya saja, mengingat adanya perbedaan lisensi, yaitu bergerak seluler dan telepon tetap berbasis nirkabel dengan mobilitas terbatas (FWA), maka daya jangkau layanan jaringan akan berbeda karena terutama untuk FWA pengguna hanya dapat menggunakan nomor sesuai dengan kode area nya saja, kecuali bila ada fasilitas call forwarding yang disediakan penyelenggara telekomunikasi tersebut (Combo untuk Flexi dan GoGo untuk Esia)," kata Gatot. Untuk Flexi dan Esia, katanya, jaringan cukup memadai, walaupun tidak seluruhnya sinyal melingkupi area yang dicek. Sedangkan untuk Hepi dan StarOne, masih hanya tersedia di kota-kota besar saja. Untuk seluler, mengingat penyelenggara telekomunikasi seperti NTS dengan "Axis"-nya tergolong sedang dalam proses perluasan jaringan, termasuk HCPT dengan "3" nya, masih ada wilayah-wilayah yang jaringannya belum tersedia. Sementara penyelenggara telekomunikasi seluler lainnya (Indosat, Mobile-8 Telecom, Telkomsel dan Excelcomindo Pratama) relatif sepanjang jalur pengecekan jaringan tersedia, meski kadang ada saja kendala seperti gangguan listrik PLN yang mati, modul BTS/MSC yang sedang diperbaiki, sehingga menyebabkan di beberapa tempat terjadi pelemahan sinyal. Sedangkan hasil pengujian pengiriman SMS dalam kondisi yang belum padat saat pengecekan, pengiriman SMS rata-rata di bawah 3 (tiga) menit sesuai disyaratkan dalam aturan mengenai Standar Kualitas Pelayanan. Untuk saat menjelang dan saat Hari Raya 1429 H, kondisinya tentu akan berbeda. "Namun diharapkan, SMS Center para penyelenggara telekomunikasi dapat menjaga kualitas pelayanan pengiriman layanan pesan singkat tersebut," kata gatot. Untuk prosentasi telepon terputus (dropped call) untuk panggilan dalam jaringan milik penyelenggara rata-rata di bawah 5 persen sesuai dengan yang disyaratkan dalam aturan mengenai Standar Kualitas Pelayanan. Gatot mengatakan, beberapa kendala yang akan mempengaruhi kualitas pelayanan para penyelenggara telekomunikasi saat Hari Raya Idul Fitri mendatang misalnya soal ketersediaan pasokan listrik untuk BTS/RBS/Node-B, BSC dan MSC. "Dari pengecekan, dengan adanya BTS/RBS/Node-B yang pasokan listriknya terkendala terjadi pelemahan sinyal. Untuk mengantisipasi hal ini, penyelenggara telekomunikasi harus menyiapkan cadangan listrik dan generator set, termasuk menyiapkan bahan bakar untuk generator," katanya. Juga adanya perubahan pola trafik, dimana dengan tradisi mudik, maka akan terjadi perubahan pola trafik originasi, dari kota-kota besar ke kota-kota kecil -desa. "Sehingga, kapasitas jaringan di kota-kota besar akan menjadi agak tidak padat, namun sebaliknya akan menjadi padat di jalur-jalur mudik dan kota-kota tujuan - desa," jelas Gatot. Kendala lainnya mengenai tingkat dan titik kemacetan, dimana kualitas pelayanan telekomukasi akan dipengaruhi juga akibat kemacetan, yang selain membuat perjalanan terhambat, juga trafik akan terkonsentrasi pada BTS/RBS/Node-B daerah yang macet tersebut. "Adapun tempat-tempat yang berpotensi terjadi kemacetan dan membuat kualitas pelayanan terganggu meliputi Tol Jakarta-Cikampek, Nagrek, Merak dan wilayah Indramayu," lanjut Gatot. Oleh karena itu, regulator menghimbau kepada para penyelengara telekomunikasi untuk memperbaiki dan mempertahankan kualitas pelayanan jelang dan saat Hari Raya Idul Fitri 1429 H. "Agar menyiapkan team yang siap sedia (stand by) 24 jam guna mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat menyebabkan penurunan kualitas pelayanan," kata Gatot. Para operator agar tidak melakukan instalasi perangkat lunak/ keras baru maupun up-grading karena berpotensi dapat mengubah konfigurasi sistem terutama pada saat H-3 hingga H+3. Sedangkan kepada para masyarakat pengguna layanan telekomunikasi, regulator menghimbau untuk dapat menggunakan layanan telekomunikasi secara efisien. "Bilamana yang digunakan sedang penuh, baik itu di sisi pengguna maupun di sisi lawan, tunggu beberapa saat sebelum mencoba menghubungi lagi guna menghindari jaringan menjadi overload," kata Gatot. Dalam mengirimkan SMS ucapan Selamat Hari Raya hendaknya tidak dilakukan secara broadcast ke semua handai taulan, kerabat maupun relasi, namun sebaiknya bertahap karena dapat dibayangkan bagaimana antrian di SMS Gateway mengingat saat ini pengguna telepon seluler telah mencapai angka di atas 106 juta pengguna.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008