Bengkulu (ANTARA News) - Penyaluran dana rehabilitasi rumah warga korban gempa di Bengkulu tahap pertama dinilai sebagai yang terbaik secara nasional. Kuncinya adalah transparansi dalam penyaluran dana tersebut. Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin di Bengkulu, Senin malam mengatakan, di banding ebberapa daerah lainnya yang terkena gempa, Bengkulu telah mampu menyalurkan dana rehabilitasi tanpa masalah. Penyaluran dana rehabilitasi korban gempa diberbagai daerah bermasalah, bahkan di Sumatera Barat belum berjalan. Menurut dia, peluang terjadinya penyimpangan dalam penyaluran bantuan itu sangat besar, dan penyaluran tersebut bisa berjalan lancar, hanya dengan itikad baik dan keikhlasan dari para penyelenggara atau pelaksananya. "Sejak awal saya tidak mau berurusan dengan uang bantuan itu. Begitu ditransfer dari pusat langsung diserahkan pada para bupati dan walikota, sesuai jumlah kerusakan rumah penduduk yang ada," katanya. Kalau mengacu pada aturan, gubernur memiliki kewenangan untuk mengelola dana bantuan itu, tapi agar tidak terjadi masalah pengelolaannya diserahkan pada para bupati dan walikota. "Saya hanya menjadi distributor saja, dan saya tidak mau mengambil resiko, dan ternyata apa yang kita lakukan memberikan hasil yang baik karena tak terdengar adanya penyimpangan," katanya. Mengenai sisa dana rehabilitasi tahap pertama sebesar Rp3,2 miliar, menurut dia, sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Koordiantor Kesejahteraan Rakyat untuk disatukan dengan tahap dua yang dalam waktu dekat akan dicairkan. Total dana rehabiltasi tahap pertama yang diberikan pemerintah Rp90 miliar, dari jumlah itu Rp11 miliar untuk operasional dan kegiatan lain dan Rp79 miliar diberikan pada masyarakat. Dari Rp79 miliar yang dialokasikan untuk masyarakat, ternyata masih tersisa Rp3,2 miliar. Sisa terbesar dari Kabupaten Muko Muko Rp1,2 miliar dan Bengkulu Utara Rp900 juta. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008