Khartoum (ANTARA News) - Sebuah helikopter yang disewa pasukan penjaga perdamaian PBB jatuh setelah ditembaki di Darfur, Sudan, Senin, sehingga menewaskan seluruh empat awaknya, polisi Sudan menyatakan. Helikopter itu dikontrak oleh misi penjaga perdamaian gabungan Uni Afrika dan PBB di Darfur (UNAMID) untuk memasok makanan ke lokasi pasukan di Darfur Selatan dan diserang tembakan di dekat kamp Kalma, kata seorang pejabat kepolisian. "Sebuah helikopter yang disewa UNAMID diserang tembakan dari kamp Kalma," kata Mayjen Hashim Osman, asisten direktur jendral urusan penyelidikan keamanan dan kriminal, sebagaimana dilaporkan AFP. "Tiga orang awak Rusia dan seorang Sudan tewas semuanya," katanya. Helikopter itu jatuh di dekat kamp Kalma, sebuah kota tempat pengungsi yang kehilangan tempat tinggal, beberapa saat setelah lepas landas dari bandara Nyala dengan membawa dua ton perbekalan. Penyelidik kepolisian dikirim ke lokasi kejadian, kata Osman, yang mengklaim bahwa sebuah kelompok pemberontak Darfur bertanggung jawab atas insiden itu. "Orang-orang yang melakukan ini diyakini berasal dari salah satu gerakan (pemberontak)," kata Osman kepada wartawan. Jurubicara UNAMID Kemal Saiki mengatakan, ada laporan-laporan bahwa helikopter itu ditembaki. "Ada desas-desus bahwa helikopter itu ditembaki, namun kami belum bisa mengkonfirmasi atau membantah laporan ini sekarang," kata jurubicara UNAMID itu. "Kami sedang menyelidikinya dan kami juga mengirim tim penyelamat ke lokasi itu," tambahnya. Saiki sebelumnya menyebutkan bahwa korban tewas dalam kecelakana itu dua orang dan dua lain hilang. Helikopter itu dimiliki sebuah perusahaan Sudan namun dicat putih seperti pesawat yang biasa digunakan oleh PBB. Sebelumnya bulan ini, Uni Eropa mengecam penggunaan pesawat putih oleh militer Sudan di kawasan Darfur yang dilanda perang, dengan menyebutnya sebagai upaya yang disengaja untuk menciptakan kebingungan dengan pesawat-pesawat PBB. Sudan menolak tuduhan tersebut. Empat helikopter UNAMID diserang tembakan sejak pasukan itu dibentuk, dua serangan diantaranya dilakukan pada September. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008