Bangkok (ANTARA News) - Perdana menteri baru Thailand, Somchai Wongsawat, Rabu mengatakan ia mengharapkan ribuan pemrotes yang menduduki kantornya dapat pergi sebelum Nopember untuk menyelamatkan keadaan memalukan kerajaan itu dalam KTT regional. Para pendukung Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) berkemah di Kantor Pemerintah Bangkok selama lebih dari sebulan. PM Somchai Wongsawat mendesak mereka meninggalkan lokasi itu sebelum upacara kremasi saudara perempuan raja dan karena kita memiliki tugas penting pada akhir tahun ini," kata Somchai kepada wartawan. "Saya berusaha dengan sebaik mungkin untuk membantu suatu pengertian yang baik dan tidak menjatuhkan martabat. Para pemimpin ASEAN lainnya mungkin mempertanyakan kenapa pemerintah Thailand tidak memiliki kantor jadi silahkan anda membantu menegakkan martabat nasional kita," katanya. Kabinet melaksanakan tugasnya di sebuah gedung di bandara tua Don Mueang selama protes itu. Somchai menjadi perdana menteri bulan lalu setelah orang yang digantikannya dipaksa mundur dan menugaskan deputi perdana menterinya dan politisi berpengalaman Chavalit Yongchaiyudh berunding dengan PAD. Somchai mengatakan ia memantau perundingan-perundingan itu tetapi menolak menetapkan batas waktu bagi para pemrotes meninggalkan lokasi itu. Almarhumah Putri Galyani, satu-satunya saudara perempuan Raja Bhumibol Adulyadej, meninggal Januari tahun ini dan acara kremasi pemakamannya akan dimulai 14 Nopember. PAD berjuang untuk menjatuhkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, yang dituduhnya punya hubungan sangat dekat dengan Thaksin Shinawatra, perdana menteri yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. Para pemorotes melakukan aksi mereka Mei tahun ini dan menyerbu Kantor Pemerintah dan mendirikan kemah di sana pada 26 Agustus. Thailand akan menjadi tuan rumah KTT ASEAN 15-18 Desember, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008