Madrid (ANTARA News) - Satu bom kecil meledak Sabtu di luar gedung pengadilan di wilayah Basque, Spanyol timurlaut, menyusul peringatan dari kelompok separatis bersenjata Basque, ETA, sehingga menimbulkan kerusakan tetapi tidak ada korban cidera, demikian laporan media Spanyol. Bom itu meledak pada Sabtu pukul 01:15 waktu setempat (Sabtu, 06:15 WIB) di kota keciL Tolosa, sekitar setengah jam setelah seorang pria yang mengatas-namakan ETA, menelefon departemen lalu-lintas Basque, DYA, untuk memperingatkan mengenai akan terjadinya ledakan, demikian laporan stasiun televisi, TVE. Bom tersebut telah diletakkan di ransel di tangga pengadilan itu, kata polisi lokal, yang telah menutup daerah tersebut, sebagaimana dikutip kantor berita Europe Press. ETA, yang dituduh menyebabkan kematian lebih dari 820 orang dalam aksi pemboman dan penembakan 40-tahunnya untuk mendirikan negara merdeka Basque, biasa menghubungi DYA untuk memperingatkan mengenai serangan yang akan dilancarkannya. Korban terakhir kelompok itu adalah seorang prajurit yang tewas ketika satu bom mobil meledak di luar satu sekolah militer di wilayah otonomi Cantabria di bagian utara Spanyol, yang berdampingan dengan wilyaha Basque, pada 22 September. Itu adalah korban jiwa kelima dalam satu serangan yang diduga sebagai ulah kelompok militan tersebut sejak organisasi itu secara resmi mengakhiri gencatan senjara 15-bulan pada Juni 2007, dengan alasan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan perdamaian sementaranya dengan pemerintah Perdana Menteri Jose Rodriguez Zapatero. Polisi Spanyol telah menahan puluhan tersangka anggota ETA dan pendukungnya dalam beberapa bulan belakangan dan Zapatero telah berulang-kali mengesampingkan pembicaraan lebih lanjut dengan kelompok tersebut. Bulan lalu, Mahkamah Agung negeri itu melarang dua partai independen Basque yang memiliki hubungan dengan Batasuna, sayap-politik organisasi terlarang ETA. Sementara itu, Mahkamah Konstitusi Spanyol mengumumkan tidak sah rencana pemerintah regional Basque untuk menyelenggarakan referendum mengenai hak untuk memutuskan sendiri bagi wilayah yang kaya tersebut. Banyak pengulas mengatakan serangkaian pemboman baru-baru ini adalah reaksi ETA terhadap putus pengadilan bulan lalu atas kepentingan separatis. ETA, yang lambangnya adalah ular yang melingkari kapak, dipandang sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008