Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan utang dalam bentuk "stand by loan" (pinjaman siaga) sebesar dua miliar dolar AS pada 2009, kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Meneg PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Paskah Suzetta. Paskah di Jakarta, Minggu seusai rapat koordinasi menteri perekonomian dan Bank Indonesia mengatakan pinjaman tersebut untuk mendukung perekonomian, terutama melalui sisi belanja pemerintah. "Untuk memperkuat ekonomi domestik satu-satunya jalan `spending government` (belanja pemerintah) yang harus kita lakukan. `Spending government` ini akan menjadi lokomotif dari pertumbuhan," katanya. Ia mengatakan, penguatan ekonomi domestik salah satunya memikirkan pembiayaan untuk UMKM. "Sebab saat ini kita tidak bisa lagi mengandalkan instrumen perbankan. Makanya Bappenas menginstruksikan revitaslisasi modal ventura itu harus diperbesar lagi dibandingkan revitalisasi," katanya. Untuk itu saat ini pihaknya tengah melihat pinjaman dari lembaga multilateral untuk "stand by loan" tersebut. "Kita lagi mencari berbagai alternatif. Tapi tidak mungkin bilateral, harus mencari multilateral," katanya. Ia mengatakan, dengan kondisi seperti in maka pinjaman dari badan multilateral seperti ADB dan Bank Dunia lebih aman. "Mereka masih bisa kita harapkan dan punya saving yang masih bisa diharapkan beda mungkin kalo itu bilateral," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008