Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan revisi asumsi pertumbuhan ekonomi RAPBN 2009 menyusul melemahnya pertumbuhan ekonomi global yang makin nyata. "Asumsi pertumbuhan ekonomi untuk RAPBN 2009 sebesar 6,3 persen yang kemarin sudah dibahas, barangkali harus diteliti lagi apakah masih relevan dengan perkembangan terakhir," kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Minggu. Ia menyebutkan, sejak awal pihaknya pemerintah sudah menyampaikan bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan pemerintah sebesar 6,2 persen sebenarnya memiliki risiko koreksi ke bawah (turun). "Asumsi pertumbuhan ekonomi RAPBN 2009 yang kemarin sudah dibahas paling tidak di Panitia Anggaran DPR, akan kami komunikasikan lagi dengan DPR," katanya. Ia menyebutkan, perkembangan kondisi perekonomian global pada minggu-minggu terakhir ini sangat dramatis sehingga perlu disikapi dengan tepat. "Asumsi pertumbuhan ekonomi barangkali perlu diteliti lagi, begitu juga dengan asumsi suku bunga, nilai tukar, dan inflasi," kata Menkeu. Ia menyebutkan, masih ada waktu hingga 25 Oktober 2008 untuk melakukan pembahasan RAPBN 2009 sebelum DPR memasuki masa reses. Sebelumnya rapat Panitia Anggaran DPR menyepakati besaran asumsi untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen, inflasi 6,2 persen, nilai tukar Rp9.150 per dolar AS, tingkat bunga SBI tiga bulan 8,0 persen, harga minyak mentah 95 dolar AS per barel, lifting/produksi minyak 960.000 barel per hari, lifting gas 7.526,3 MMSCFD, produksi batubara 250 juta ton, dan PDB Rp5.309,37 triliun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008