Washington (ANTARA News) - Orang terkaya Amerika, Bill Gates, menyatakan dalam wawancara televisi yang ditayangkan Minggu bahwa krisis finansial AS tak akan menyebabkan berakhirnya kapitalisme dan memicu depresi. "Krisis ini menarik sekali," kata pendiri Microsoft itu kepada CNN, saat memperbincangkan rancangan undang-undang dana talangan senilai 700 miliar bagi Wall Street yang disahkan Kongres AS, Jumat, untuk menghentikan kepanikan ekonomi menyebar ke seluruh dunia. Menurut Gates, kemerosotan yang dipicu kehancuran pasar kredit perumahan membutuhkan "sejumlah koreksi", namun secara fundamental ... kita tak melihat adanya gangguan atas keinginan berbagai perusahaan untuk berinvestasi pada saat ini." "Tampaknya ekonomi boleh jadi akan agak merosot, tetapi hal seperti itu bukan resesi besar atau depresi," imbuhnya. Mengenai kekhawatiran beberapa pakar terhadap rencana bailout tersebut, Gates mengatakan : "memperbaiki semua ini sepertinya tidak akan membuat ekonomi tergelincir secara dramatis." Ketahahanan dan semangat inovatif Gates, yang bulan lalu menduduki urutan puncak dalam daftar orang terkaya di AS menurut majalah Forbes dengan nilai kekayaan 57 miliar dolar, menyatakan masa depan AS dan ekonomi global terletak pada ketahanan dan semangat inovatif para pengusaha dan ilmuwan di seluruh dunia. "Banyak inovasi muncul, jumlah investasi sebetulnya lebih besar saat ini ketimbang sebelumnya," ujar Gates, seperti dikutip AFP. "Karena anda tak hanya memiliki banyak perusahaan Amerika dengan banyak ilmiwan dan insinyur serta inovator, tetapi kini anda mempunyai ... orang di seluruh dunia, termasuk banyak orang di India dan China, saat ini memberikan sumbangsih berupa rancangan obat baru, rancangan software baru, desain generasi energi baru." Gates lebih jauh mengemukakan pencarian teknologi baru untuk meningkatkan produksi pangan dan mengurangi pemanasan global melalui sumber energi yang bersih dan murah "akan mengantarkan berbagai kemajuan ini" guna mendorong ekonomi dunia bergerak maju. Gates pensiun dari Microsoft pada Juni lalu untuk memusatkan perhatian dalam pengelolaan Yayasan Bill dan Melinda Gates, yang bertujuan untuk memerangi berbagai penyakit, mengurangi kemiskinan dan mempewrbaiki pendidikan di seluruh dunia. Ia tetap menjadi pemegang saham terbesar dan ketua dewan direksi perusahaan itu. (*)

Copyright © ANTARA 2008