Ghazni, Afghanistan (ANTARA News) - Serangan dan bentrokan di Afghanistan telah menyebabkan lebih dari 24 orang tewas, termasuk seorang tukang masak dan anak laki-lakinya yang berusia 12 tahun yang diduga ditembak mati oleh Taliban, pemerintah mengatakan Senin. Orang itu, seorang tuksng masak untuk sebuah distrik pemerintah di provinsi Ghazni di Afghanistan tengah, dan anaknya ditembak beberapa kali Minggu malam setelah gerilyawan Taliban menuduh mereka melakukan mata-mata untuk pemerintah, kata seorang pejabat Afghanistan. Pembunuhan itu di distrik Andar, kata kepala daerah itu, Abdul Rahim Daisiwal. Daerah itu telah menyaksikan beberapa serangan mematikan oleh militan tekait dengan kelompok garis keras Taliban, yang berada dalam pemerintahan antara 1996-2001. Kementerian pertahanan Afghanistan mengatajan tentaranya secara terpisah telah membunuh tiga gerilyawan di tempat lainnya di Ghazni. Di provinsi Zabul yang berdekatan sementara itu, 11 gerilyawan Taliban tewas dalam operasi Afghanistan dan internasional Minggu malam, kepala distrik Daychopan Fazil Bary mengatakan. Tiga lagi Taliban dan enam penjaga Afghanistan tewas dalam pertempuran di provinsi Wardak, yang berdampingan dengan Kabul, setelah gerilyawan menyerang konvoi yang memasok logistik pada tentara internasional Minggu, kata seorang pejabat pemerintah. Taliban memastikan orang-orangnya terlibat dalam pertempuran itu tapi menyatakan mereka tak kehilangan orang dan malahan menewaskan 11 polisi, pernyataan yang tidak dapat dibuktikan. Ada juga bentrokan Minggu di provinsi Logar, juga dekat Kabul, dan Helmand di Afhsniatan selatan yang menewaskan sejumlah "teroris", kata kementerian pertahanan Afghanistan, tanpa memberikan jumlahnya. Taliban dan kelompok garis keras lainnya telah meningkatkan serangan mereka terhadap pemerintah dan sekutu internasionalnya dalam beberapa tahun belakangan ini. Presiden Hamis Karzai telah menawarkan untuk menemui Taliban untuk pembicaraan guna menemukan jalan keluar dari kekerasan yang berlarut-larut, yang telah mengganggu upaya untuk membangun kembali Afghsnistan daripuing tiga dasawarsa perang, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008