Islamabad (ANTARA News) - Sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 50 orang lagi cedera Senin, dalam satu serangan bom bunuh diri di wisma tamu seorang anggota parlemen di provinsi Punjab, Pakistan tengah, kata polisi. Ledakan tersebut terjadi ketika Rashid Akbar Nawani, anggota Majelis Rendah Parlemen, Majelis Nasional, sedang bertemu dengan pendukugnya di halaman rumah di kabupaten Bhakkar, sekitar 325 kilometer di sebelah barat ibukota provinsi itu, Lahore. Nawani, anggota partai mantan perdana menteri Nawaz Sharif --Liga Muslim Pakistan, selamat dalam serangan tersebut dan dibawa ke rumah sakit karena menderita luka ringan, kata Shaukat Javed, Kepala Polisi Punjab. "Pelaku serangan yang berusia 30-an tahun menyusup di antara kerumunan orang dan meledakkan dirinya setelah ia gagal mendekati Nawani," kata Wakil Kepala Polisi Bhakkar Inspektur Khadim Hussein. Pemimpin Rumah Sakit Pusat Kabupaten, Ihasanullah, mengatakan 20 mayat telah dibawa ke instalasi medis, sementara lebih dari 50 korban cedera sedang dirawat di sana. Sedikitnya 10 orang yang cedera berada dalam kondisi kritis. Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas pemboman bunuh diri itu tapi seorang pejabat keamanan mengatakan tindakan tersebut bisa jadi berkaitan dengan bentrokan antar-kelompok antara pengikut Syiah dan Sunni di North-West Frontier Province (NWPF), yang berdekatan dan berada beberapa kilometer ke arah barat. Nawani telah aktif di masyarakat Syiah di kabupaten Bhakkar. Ia adalah anggota ketiga dewan legislatif yang telah diserang dalam waktu kurang dari satu pekan. Pada Ahad malam, beberapa roket yang ditembakkan oleh tersangka gerilyawan mendarat di dekat rumah keluarga Kepala Menteri NWFP Amir Haider Khan Hoti di kota kecil Mardan. Tiga hari sebelumnya, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di kabupaten Charsadda di antara kerumunan orang yang menyambut pemimpin partai Nasional Awami (ANP), yang berkuasa di NWFP, Asfandyar Wali --yang selamat tanpa cedera sementara lima orang tewas. Jurubicara Taliban, yang hanya mengaku bernama Mohammad, mengatakan kepada BBB berbahasa Urud bahwa rekannya telah melancarkan serangan terhadap Wali dan rumah Hoti untuk membalas operasi keamanan yang berlangsung saat ini terhadap gerilyawan. ANP, kelompok sayap-kiri sekuler, meluncurkan pembicaraan perdamaian dengan gerilyawan setelah menguasai kancah politik di NWFP menyusul kemenangannya atas partai Islam dalam pemilihan umum 18 Februari. Namun perundingan tersebut tak menghentikan aksi perlawanan yang telah merenggut lebih dari 4.000 jiwa di seluruh Pakistan dalam dua tahun terakhir. Setelah kegagalan pembicaraan di daerah suku dan NWFP, pemerintah provinsi dan federal melancarkan serangan besar di berbagai daerah, termasuk di Bajaur, tempat pasukan keamanan menewaskan enam gerilyawan dalam satu operasi malam hari. Gerilyawan menyamar sebagai personil pasukan paramiliter Pasukan Perbatasan (FC), kata wakil jurubicara Angkatan Darat Mayor Murad Khan. Pasukan pemerintah telah mengerahkan jet tempur, helikopter bermeriam dan senjata artileri guna menggempur posisi gerilyawan yang melakukan perlawanan kuat sejak serangan dilancarkan pada awal Agustus. Bentrokan sengit selama dua bulan belakangan telah menewaskan antara 500 dan 1.000 gerilyawan dan lebih dari dua lusin prajurit, selain merenggut sejumlah korban jiwa di pihak sipil Aksi militer itu telah memicu serangkaian serangan terhadap tentara dan pejabat senior pemerintah di wilayah barat-laut negeri tersebut, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008