Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Agung Laksono dalam kunjungan ke Timur Tengah bertemu dengan sejumlah tokoh dan pejuang Palestina, termasuk Panglima Perang Hizbullah Syech Nashrullah di tempat persembunyiannya di Libanon.

Agung Laksono dalam keterangannya Senin mengatakan, kunjungannya ke Timur Tengah juga dalam kapasitasnya sebagai Presiden Parlemen Asia (Asian Parliementary Association) dan menjalankan tugas khusus dari anggota Parlemen Asia untuk mencari penyelesaian damai krisis Gaza.

Dalam tugasnya selama empat hari sejak 7 Januari lalu, Agung mendapati pengalaman yang tidak terlupakan ketika pada tengah malam kamar tempatnya menginap didatangi dua orang yang ternyata anggota intel Palestina.

"Waktu itu sekitar pukul 23.30 waktu setempat. Saya minta untuk menunggu 10 menit, karena selama di sana sangat kurang tidur," kata Agung Laksono.

Setelah 10 menit, terdengar ketukan pintu dan pengetuknya mengatakan bahwa ada "orang penting" yang ingin bertemu. "Saya masih belum cukup waktu istirahat, namun karena katanya Ketua Parlemen Iran sudah menunggu, saya pun bergegas menyiapkan diri," katanya.

Orang yang ingin bertemui ternyata Panglima Perang Hisbullah Syech Nashrullah yang juga Sekjen Partai Hisbullah. Syech Nashrullah dikenal sangat anti Yahudi dan Amerika Serikat.

"Beliau salah seorang tokoh yang saat ini paling dicari oleh tentara Amerika Serikat," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini.

Menurut Agung, untuk mendatangi tempat persembunyian pemimpin Hizbullah itu bukan hal mudah.

"Bersama Ketua Parlemen Iran Dr. Ali Rijani dan Ketua Parlemen Syria Mahmud Abrouse yang mendampingi saya, kami diangkut dengan mobil tertutup. Bahkan dalam waktu perjalanan sekitar 30 menit harus berganti tiga kendaraan," katanya.

"Sangat mencekam sehingga selama perjalanan kami tidak sempat banyak bicara," katanya.

Bawah Tanah

Setelah berputar-putar dan terasa bahwa kendaraan melewati jalan bergelombang, Agung dan rombongan pun masuk ke ruangan bawah tanah sebuah bangunan. Dengan sopan para pengawal di luar mobil mempersilakan rombongan langsung memasuki sebuah lift.

Lift kemudian bergerak naik dan ketika berhenti lalu pintu terbuka, rombongan diminta berpindah lift lain dan kemudian bergerak turun.

"Baru kemudian kami memasuki koridor dan di ujung ada sebuah pintu besi yang tebal. Para pengawal yang umumnya masih muda dan pakaian mereka sangat bersih serta berlaku sopan, mempersilakan masuk ke ruang yang tidak terlalu luas dan di sana orang yang paling dicari tentara Amerika Serikat ini kami temui," kata Agung.

Walaupun dalam tempat sangat tersembunyi, kesan yang diperoleh tentang tokoh Hizbullah adalah bahwa ia orang yang berwawasan luas. Bahkan, dia tahu aksi-aksi unjuk rasa yang terjadi di Indonesia. "Beliau juga menyampaikan salam kepada kaum muslimin Indonesia," katanya.

"Kami bertukar pikiran secara terbuka dan salah satu yang penting saya catat, perang dengan Israel bagi mereka adalah jihad. Motivasi para pasukan Hisbullah bukan untuk menang, tapi bagaimana bisa gugur dalam peperangan," katanya.

Mereka adalah komunitas sebuah bangsa yang merasa sudah tidak banyak memiliki harapan. Bagi mereka khususnya generasi muda, merasa hidupnya terkungkung karena wilayahnya ditutup Israel. Bahkan di setiap keluarga pasti ada yang tewas akibat kekejaman perang.

Agung Laksono mengakui dalam tugas kali ini tidak bisa masuk ke Jalur Gaza karena tidak ada yang bisa menjamin keamanannya bersama Ketua Parlemen Iran dan Ketua Parlemen Syria.

Oleh karena itu, dalam kunjungan kerjanya hanya tiga negara yang disinggahi yakni Syria, Libanon dan Yordania. "Kita berharap, perang yang banyak menewaskan kedua belah pihak segera berakhir. Mudah-mudahan Allah Subhanahu Wata'ala segera mengakhiri penderitaan para korban perang di sana," Agung.

Bangga

Keberanian Agung Laksono mendapat pujian KH Fachrurrozi Ishak. "Saya menyatakan salut dan bangga, ternyata Pak Agung bukan hanya seorang Ketua DPR yang berani meloloskan UU Pornografi, tetapi juga tidak takut menemui Syech Nashrullah Panglima Perang Hisbullah di tempat persembunyiaannya di Libanon," katanya pada Minggu (11/1) malam dalam acara tasyakuran di daerah Cijantung, Pasarebo, Jakarta Timur.

"Mendengar apa yang diceriterakan tentang kunjung beliau ke Timur Tengah, menambah keyakinan saya, beliau benar-benar pemimpin yang mau melaksanakan dan mengemban tugas yang penuh risiko. Pemimpin seperti ini yang diperlukan bangsa kita sekarang," katanya.

Ketua Yayasan Arrohmah dan Koordinator Da'I se-Jakarta Timur ini menilai Agung telah menunjukkan bukti, bukan sekadar aksi dalam upaya ikut mengecam dan mengutuk tindakan brutal Israel.

Kegiatan ini dihadir ribuan orang termasuk anggota Majelis Taklim Al-Hidayah, pimpinan Dr Budi Suprapti yang juga Caleg DPRD DKI Jakarta Partai Golkar.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009