Berlin, (ANTARA News) - Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyetujui perpanjangan partisipasi Jerman di Afghanistan Selasa, bahkan menambah 1.000 tentara ke misi itu, kata seorang jurubicara pemerintah. Keputusan itu akan memperpanjang mandat selama 14 bulan hingga Desember 2009 dengan pengerahan 4.500 personel. Mandat itu juga mencakup penggunaan jet mata-mata Tornado, kata wakil jurubicara pemerintah Thomas Steg pada wartawan. Majelis rendah Bundestag memulai pembahasan masalah itu Selasa malam dan diperkirakan akan menyetujui mandat baru dengan mayoritas pada pekan depan. "Jika negara seperti kita meninggalkan (Afghanistan), hal itu akan melanggar solidaritas yang kita miliki," Menlu Frank-Walter Steinmeier mengatakan dalam permintaan keras bagi pembaruan mandat itu. "Itu juga akan berarti mengorbankan cita-cita dalam tujuh tahun bekerja bersama." Steimeier menambahkan, tidak akan ada mandat baru bagi pasukan khusus KSK untuk bertugas dengan "perang atas teror", dalam keputusan terpisah untuk diperkuat oleh parlemen bulan depan. Steg mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa tentara tambahan itu akan digunakan terutama untuk melatih militer Afghanistan dan meningkatkan keamanan. "Fleksibilitas yang diperlukan juga akan dipertahankan untuk mereaksi eskalasi yang tak terduga dalam situasi aman," katanya. "Selain itu, tentara tambahan akan digunakan untuk menjamin pemilihan presiden tahun depan jika hal itu dibutuhkan." Mandat bagi pengerahan militer itu biasanya untuk satu tahun. Perpanjangan lebih lama berarti parlemen baru Jerman dapat menyetujui masalah yang sangat diperdebatkan itu setelah pemilihan umum September 2009. Tetara Jerman ditempatkan di bagian utara Afghanistan yang relatif aman dengan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF). Pengiriman mereka adalah untuk membantu menopang pemerintah pusat Afghanistan yang rapuh serta mempercepat pembangunan kembali dan pembangunan negara yang dirusak-perang itu. Pemerintah mengakui dalam satu pernyataan bahwa situasi keamanan mendapat ancaman dari gerilyawan dan kejahatan yang diorganisasikan, khususnya di bagian selatan dan timur negara itu, tempat 90 persen "insiden terkait-keamanan" terjadi. Mereka mengatakan sangat penting untuk menjamin bahwa negara iru tidak lagi "melindungi teroris" seperti negara itu lakukan sebelum pembajakan bunuh diri di AS 11 September 2001. Jajak pendapat mengindikasikan pengerahan pasukan itu sangat tidak populer di Jerman, sebagian karena sifat tak terbatasnya, dengan tiadanya tujuan jelas yang akan membenarkan penarikan pada suatu waktu. Steg mengatakan Selasa bahwa pembahasan berlarut-larut mengenai strategi keluar Jerman akan merusak pengerahan itu. "Mengingat tanggungjawab kita di Afghanistan, pengerahan di Afghanistan dan situasi keamanan yang mengganggu di Afghanistan, kanselir dan menlu serta kabinet menjelaskan bahwa hal itu akan lebih dari kelalaian untuk membicarakan mengenai waktu berakhirnya mandat," katanya. Kementerian pertahanan mengatakan Senin bahwa mandat bagi tentara elit KSK yang ada sejak 2001 untuk Operasi Kebebasan Abadi (OEF) pimpinan-AS terhadap gerilyawan Taliban akan berakhir karena mereka tidak dikerahkan selama tiga tahun terakhir. Misi OEF juga sangat kontroversial di Jerman karena korban sipil besar.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008