Kiev, (ANTARA News) - Presiden Ukraina Viktor Yuschenko, Rabu, mengumumkan pembubaran parlemen, menyusul ambruknya pemerintah koalisi pro-Barat di negeri itu bulan lalu. "Sejalan dengan Undang-Undang Dasar Ukraina, saya mengakhiri wewenang parlemen dan mengumumkan pemilihan anggota parlemen," kata Yuschenko dalam pidato yang ditayangkan televisi kepada rakyat Ukraina. Yuschenko tak menyebutkan tanggal pasti bagi pemilihan umum, yang menurut Undang-Undang Dasar Ukraina harus diselenggarakan dalam waktu 60 hari setelah pembubaran parlemen, demikian diwartakan Reuters. Pemerintah koalisi Ukraina ambruk pada September, setelah partai Yuschenko keluar dalam protes terhadap keputusan Perdana Menteri Yulia Tymoshenko untuk mendukung upaya oleh oposisi pro-Rusia untuk mengurangi wewenang presiden. Ketegangan antara Yuschenko dan Tymoshenko, calon pesaing dalam pemilihan presiden selanjutnya di negeri tersebut yang ditetapkan diselenggarakan akhir 2009 atau awal 2010, bertambah tinggi selama konflik Georgia-Rusia pada Agustus. Dalam peristiwa itu, Yuschenko mendukung Tbilisi dan menuduh Tymoshenko "berkhianat" karena bersikap netral. "Saya sangat yakin bahwa ambisi manusia lah yang merusak koalisi demokratis --ambisi satu orang, yang haus akan kekuasaan, perbedaan dalam nilai dan penempatan kepentingan pribadi di atas kepentingan nasional," kata Yuschenko dalam pidato yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Ia merujuk kepada Tymoshenko. Pemimpin pro-Barat itu menarik partainya dari koalisi yang memerintah pada 3 September, sementara parlemen secara resmi mengumumkan pembubaran diri pada 16 September. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Ukraina, presiden dapat membubarkan parlemen jika pemerintah baru tak terbentuk dalam waktu 30 hari setelah pembubaran parlemen. "Kami menganggap tindakan ini sebagai anti-undang-undang-dasar dan tak berdasar," wakil pemimpin faksi partai Yuschenko di parlemen, Andrei Portnov, sebagaimana dikutip oleh kantor berita Rusia, Interfax. "Apa yang terjadi hari ini adalah 100 persen diprovokasi oleh presiden, yang berada di balik ambruknya koalisi. Kami takkan memberi suara bagi setiap rancangan undang-undang yang mensahkan tindakan anti-undang-undang-dasar oleh presiden ini," kata Portnov. Pembahasan antara Yuschenko dan pemimpin faksi partai di parlemen, dengan tujuan mencegah pembubaran parlemen, dimulai Rabu pagi, dua jam sebelum Presiden Ukraina melakukan kunjungan resmi ke Italia. Tindakan itu dilakukan setelah adanya laporan mengenai kegagalan semua partai politik untuk menyepakati pemerintah koalisi baru dan tindakan Yuschenko memperpanjang perundingan selama beberapa hari setelah tenggat Selasa. Pembicaraan tersebut berakhir Rabu tanpa hasil nyata. Para pemimpin partai yang terlibat dalam pertemuan itu mengatakan Presiden Yuschenko telah memberi waktu satu hari untuk mempersiapkan peraturan dan mengeluarkan dana yang diperlukan guna menyelenggarakan pemilihan umum dini, kata Interfax. Sebelum pertemuan tersebut, Yuschenko mengatakan ia akan "memberi waktu" kepada parlemen untuk "menemukan penyelesaian guna mengatasi kebuntuan", kata kantornya dalam satu pernyataan. Krisis politik Ukraina menimbulkan keprihatinan di Barat bahwa bekas republik Uni Sovyet itu mungkin meninggalkan kebijakan yang dirancang untuk memperkokoh hubungan dengan Washington dan Brussels.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008