Manado (ANTARA News) - Bank Negara Indonesia (BNI) memiliki likuiditas cukup baik ditandai secondary reserve capai Rp6,1 triliun serta Net Open Position (NOP) pada posisi `long` enam persen. "Karena itu nasabah BNI di Sulut, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara (Malut) supaya percaya dengan bank ini," kata Pemimpin BNI Wilayah XI Manado, Joppy Lamonge di Manado, Kamis. Menurut Joppy, krisis ekonomi global yang sedang mengancam dunia saat ini, menuntut kesiapan likuiditas yang cukup baik, dan BNI mampu mempertahankan posisi cukup tinggi, makanya optimis menghadapi kemungkinan terburuk. "Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keberhasilan bertahan di saat krisis ekonomi, karena pertama faktor fundamental baik serta didukung likuiditas cukup," kata Joppy. Dengan posisi `long` enam persen persen tersebut, kata Joppy maka tagihan valas lebih besar dari kewajibannya, ini merupakan kondisi terbaik dalam menghadapi gejolak yang terjadi akhir-akhir ini. Joppy mengatakan, khusus di BNI wilayah XI Manado, maka kondisi likuiditas yang cukup baik tersebut didukung pula oleh posisi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) cukup tinggi pada bulan September 2008. "Hingga akhir September DPK BNI Manado mencapai Rp2,64 triliun mengalami peningkatan dibandingkan posisi bulan sebelumnya Rp2,62 triliun," kata Joppy. Terutama yang alami pertumbuhan cukup signifikan yakni deposito dimana pada September 2008 menjadi Rp569 miliar atau naik 20,29 persen dibandingkan posisi Agustus tahun ini. Sementara produk tabungan relatif stabil pada kisaran Rp1,36 triliun, angka tersebut tidak banyak berubah dibandingkan bulan sebelumnya, sementara giro mengalami penurunan dari Rp781 miliar menjadi Rp704 miliar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008