Tokyo (ANTARA News) - Pasar saham Asia memasuki pusaran jatuh, Jumat, dengan bursa Tokyo anjlok lebih dari 10 persen ketika kekhawatiran meningkat bahwa krisis keuangan global akan membumbung tanpa kendali, para dealer menyatakan. Di Tokyo, penurunan itu merupakan yang terbesar dalam dua dekade ketika investor ketakutan dengan adanya berita bahwa krisis kredit itu telah menimbulkan korban besar di Jepang, dengan bangkrutnya Yamato Life Insurance. "Mandi darah" itu secara cepat menyebar ke pasar-pasar yang lain. Sydney merosot 6,5 persen, Singapura kehilangan lebih dari tujuh persen dan Seoul turun 7.5 percent. Shanghai dibuka 3,8 persen lebih rendah dan Hongkong terpeleset 7,7 persen. "Mengerikan," kata "associate director" Macquarie Equities, Lucinda Chan di Sydney. "Investor membeli emas. Itu satu-satunya tempat yang aman di luar sana, sebaliknya dimana-mana merah." Dealer senior CMC Markets, Matthew Lewis menggambarkan kekacaubalauan itu sebagai "kapitulasi pasar total". Bank of Japan memompa 3,5 triliun yen (35,5 miliar dolar AS) ke dalam pasar uang di tengah gejolak di Tokyo, sementara pasar modal dengan singkat menghentikan beberapa perdagangan "futures" dan opsi. "Benar-benar panik," kata Oh Hyun-Seok dari Samsung Securities di Seoul kepada Dow Jones Newswires. "Keperihatinan tentang perekonomian global makin mendalam dan tidak ada tanda-tanda penenangan dalam kehancuran kredit global." Dolar jatuh terguling-guling menjadi 98,43 yen, turun dari 99,50 "overnight" di New York ketika investor meninggalkan aset yang berisiko. Dow Jones Industrial Average turun 7,33 persent Kamis ketika kegugupan makin meningkat terhadap krisis keuangan global. General Motors terguling 31 persen menjadi 4,76 dolar setelah Standard and Poor`s mempertanyakan tentang likuiditas raksasa otomotif itu. "Sentimen investor terus menjadi rapuh sementara tidak ada penenangan atas kekhawatiran bahwa AS sedang menuju resesi dan sementara biaya pendanaan bank tetap terangkat," kata analis NAB Capital, John Kyriakopoulos di Sydney. Investor mempertimbangkan bahwa otoritas AS sedang melihat kemungkinan injeksi modal langsung ke bank-bank bermasalah sebagai alat untuk menopang sistem yang rapuh. Langkah seperti itu, telah diumumkan oleh otoritas Inggris, akan membuat pemerintah memiliki saham-saham khusus bank itu guna membantu meningkatkan modal yang sangat diperlukan dalam upaya membuka penyumbat pasar kredit, kata analis, seperti dilaporkan AFP. Namun kekhawatiran tetap meningkat karena langkah-langkah tersebut kemungkinan terlalu terlambat untuk mengatasi krisis itu. "Dunia sedang menghadapi risiko besar kehancuran keuangan sistemik global dan depresi global," kata Nouriel Roubini, ekonom New York University yang dikenal sebagai "Dr. Doom" karena ramalannya dalam memprediksi krisis, mengingatkan. "AS dan sistem keuangan perekonomian maju lainnya kini menuju kehancuran keuangan sistemik jangka pendek sehari setelah pasar saham harian mengalami terjun bebas, pasar uang tutup sementara penyebaran mereka melonjak, serta penyebaran kredit melonjak melalui atap," ia menulis dalam "newsletter". Pasar berharap untuk aksi yang lebih radikal dari para menteri keuangan dan bankir bank sentral dari Kelompok Tujuh (G7) yang bertemu pada Jumat, setelah pemangkasan suku bunga darurat oleh sejumlah bank sentral utama dunia pekan ini gagal menenangkan gejolak. Singapura mengikuti penyesuaian itu pada Jumat, dengan mengendurkan kebijakan moneternya untuk pertama kali dalam lebih dari empat tahun. Sementara harga emas meningkat, sedangkan harga minyak turun karena kekhawatiran tentang prospekk permintaan yang melemah dan ketika investor menglikuidasi aset. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008