Kotabaru (ANTARA News) - Warga beberapa pulau kecil di Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Kalimantan Selatan, terancam terisolir karena satu-satunya kapal perintis yang melayani pelayaran antar pulau di daerah itu sejak dua pekan lalu rusak. Menurut seorang guru di Pulau Sembilan, Bahrudin (41), beberapa hari terakhir masyarakat Pulau Sembilan resah karena transportasi nyaris lumpuh. "Kapal perintis yang biasa membawa penumpang antar pulau rusak sudah hampir dua minggu ini, mengakibatkan distribusi barang-barang Semabko di pulau Sembilan terganggu," kata alumnus IAIN Antarsari Banjarmasin itu, Jumat. Selain telah mengganggu distribusi Sembako dan bahan bangunan serta barang kebutuhan rumah lainnya, akibat tidak beroperasinya KM Kana juga telah menyebapkan biaya hidup masyarakat setempat melonjak drastis. Menurut sejumlah warga, harga barang dan transpotasi belakangan ini jadi mahal, karena harga barang-barang disesuaikan dengan biaya calter kapal yang mencapai Rp750,000 hingga Rp1,250 juta untuk sekali berlayar. Sebelum terjadi kerusakan mesin kapal KM Kana, ongkos penumpang Pulau Sembilan hingga Kotabaru berkisar Rp35,000 per orang. Menurut warga, terakhir KM Kana berlayar ke Pulau Kerayaan Pulau Sembilan, beberapa hari sebelum Hari Raya Idhul Fitri 1429 Hijriah. Sekarang kapal itu disandarkan di Pulau Karayaan untuk perbaikan, namun belum juga selesai. Warga meminta seharusnya pemerintah mengoperasikan kapal perintis yang lebih baik, karena sejumlah pulau yang dilalui kapal perintis itu berpotresi gelombang tinggi hingga 5 meter. "Pemerintah jangan lagi mengoperasikan kapal KM Kana dan KM Bahtera Sion, terbukti kapal Bahtera Sion telah tenggelam akibat bocor, kedua kapal barang tersebut sudah tua dan kurang layak dijadikan kapal penumpang," ungkap warga. Sementara itu, Kepala Administrasi Pelabuhan (Adpel), Kotabaru, H Taufiqqurrahman, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait keinginan warga Pulau Sembilan dan kerusakan KM Kana. (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008