Murmansk, Rusia (ANTARA News) - Rusia melakukan ujicoba peluncuran rudal strategis ke Samudera Pasifik untuk pertama kalinya, Sabtu, ujicoba yang berlangsung bersamaan dengan meningkatnya sikap tegas Moskow sehingga memicu ketegangan dengan Barat. Presiden Dmitry Medvedev, yang menyaksikan peluncuran dari kapal induk Laksamana Kuznetsov, mengatakan masalah yang ditimbulkan oleh kekacauan keuangan global tidak akan mengganggu rencana Rusia menghidupkan kembali pasukan bersenjatanya, lambang bagi kebangkitan kembali Moskow. Rudal terbaru Rusia, Sineva, diluncurkan oleh kapal selam bertenaga nuklir Tula dari posisi di bawah air di Laut Barents, Kutub Utara, dan menghantam sebuah tempat yang tak disebutkan secara khusus dekat khatulistiwa di Samudera Pasifik, kata seorang jurubicara angkatan laut, seperti dilaporkan Reuters. "Untuk pertama kalinya dalam sejarah angkatan laut Rusia, sasaran rudal itu di berada bagian tengah Samudera Pasifik ketimbang lokasi ujicoba peluncuran Kura di wilayah Semenanjung Kamchatka," katanya. Televisi Rusia memperlihatkan rudal itu muncul dari perairan es Laut Barents untuk melesat ke sasaran sejauh 11.547 Km di Pasifik. "Hingga sejauh ini, belum ada rudal kelas ini pernah diluncurkan," kata Medvedev kepada para pelaut Rusia, seperti ditayangkan televisi. Jurubicara itu tidak menyebutkan secara khusus tempat rudal itu menghantam sasaran. Ia mengatakan tempat itu ditutup untuk navigasi dan penerbangan sebelum percobaan berlangsung, sesuai dengan aturan internasional. Pendahulu Medvedev, Vladimir Putin, telah memusatkan perhatiannya untuk menghidupkan kembali pasukan bersenjatanya, yang terabaikan selama sekitar 10 tahun setelah jatuhnya Uni Soviet. Pembom strategis Rusia telah memulai lagi patroli reguler di Samudera Atlantik, yang menjengkelkan NATO, dan kelompok kapal Armada Utara sedang dalam perjalanannya ke Karibia untuk mengambil bagian dalam latihan bersama dengan musuh AS, Venezuela. Dua kapal perang Rusia dan kapal dukungan mereka telah masuk dok di Tripoli sebelum melakukan perjalanan trans-Atlantik. Memodernkan pasukan Komitmen Rusia untuk memodernkan angkatan bersenjatanya meningkat ketika hubungannya dengan Barat mencapai titik terendahnya sejak Perang Dingin, menyusul upaya Rusia menghalangi Georgia untuk merebut kembali sebuah wilayah separatis pro-Moskow. Pada Sabtu, Medvedev mengatakan Rusia akan memulai pembangunan sejumlah kapal induk, tipe kapal yang pernah dicemoohkan oleh militer Soviet sebagai instrumen imperialisme yang tidak akan menjadi postur militer defensif Moskow. Ia mengatakan Rusia tidak akan berhemat untuk angkatan bersenjatanya dan meminta pemerintah untuk mengeluarkan uang bagi peningkatan kondisi kehidupan bagi pasukan bersenjatanya dan juga sistem senjata baru. Rusia, yang telah menikmati delapan tahun pertumbuhan ekonomi yang kuat di bawah Putin, telah mensahkan cita-cita untuk menjadi salah satu ekonomi terkemuka di dunia pada 2020. Medvedev mengatakan ekonominya (Rusia) memiliki cukup sumber untuk selamat dari kekacauan keuangan global dan mencapai cita-citanya. Putin, sekarang perdana menteri Rusia, telah mengatakan peralihan tahun depan akan menyaksikan pertumbuhan 30 persen dalam belanja pertahanan. Rudal Sineva, yang diiklankan oleh militer Rusia sebagai salah satu elemen dari generasi baru senjata strategis Rusia yang mampu melampaui sistim pertahanan rudal, telah dipersiapkan tahun lalu. Militer Rusia mengatakan rudal kelas Sineva akan operasional sedikitnya hingga 2030. Penampilan Medvedev dengan Armada Utara di Murmansk merupakan kunjungan besar keduanya ke instalasi angkatan laut dalam hanya dua pekan dan ia akan menyaksikan latihan yang dihadiri oleh 5.000 tentara, delapan kapal perang dan lima kapal selam. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008