Pekanbaru (ANTARA News) - Panggung berkarpet merah di ballroom hotel berbintang di Pekanbaru pada akhir pekan lalu (11/10) nyaris tak terlihat akibat tertutup ratusan penonton yang trengginas dan tak henti-hentinya meneriakan nama penyanyi muda Afgan. Penampilan pemuda yang bernama lengkap Afgan Syah Reza itu sungguh mengejutkan warga kota Pekanbaru yang selama ini seakan kering hiburan bermutu. Ia menghadirkan kejutan dan kesegaran, menciptakan histeria hingga romansa untuk membayar kerinduan telinga pencinta musik akan penyanyi muda yang berkualitas. "Menurut saya, Afgan adalah penyanyi muda Indonesia yang serba bisa," kata Dian (23), seorang penonton. Afgan tampil mengejutkan pada konser bertajuk "Afgan Live Concert" itu. Tembang-tembang dari album perdananya "Confession No.1" yang dibawakan pemuda tampak sukses memanaskan ruangan ballroom dan menghapus dinginnya udara Pekanbaru yang malam itu diguyur hujan lebat. Salah satu kejutan Afgan pada malam itu adalah penampilannya membawakan lagu andalan "Terima Kasih Cinta" dengan nuansa pop riang. Lagu yang aslinya berirama mendayu itu berubah drastis dengan aransemen versi "remix up-beat", menghilangkan kesan syahdu tembang yang sukses melambungkan namanya. Para sejoli yang dimabuk asmara mungkin agak kecewa dengan aransemen baru itu. Namun, paduan suara di bagian reffrain lagu itu tetap membahana dari para "Afganism" (sebutan untuk penggemar Afgan). Kejutan lain dari anak kedua dari empat bersaudara pasangan Lola Purnama dan Loyd Yahya itu adalah penampilannya yang cukup menawan ketika membawakan lagu dangdut lawas "Lirikan Matamu", dan "Inikah Cinta" yang pernah dibawakan grup musik ME. Lewat sentuhan warna pop, soul, R&B dan sedikit jazz, lagu karya maestro dangdut A Rafiq itu terdengar segar di telinga. Afgan juga tampil prima membawakan hits kedua berjudul "Sadis" dari album perdananya, yang sukses menambah histeris para penonton wanita. Konser berdurasi sekitar satu jam itu pun ditutupnya dengan jumawa lewat tembang berbahasa Inggris berjudul "My Confession", sekaligus menyisakan kesan mendalam pada malam itu. "Saya puas sekali melihat penampilan Afgan. Tidak rugi meski harus berdesak-desakan," kata Ahmad (40), seorang bapak yang menemani putranya untuk menonton konser malam itu. Tak bisa dipungkiri, penampilan Afgan malam itu menunjukan kematangan seorang penyanyi muda dalam menguasai penonton. Padahal, ia sempat mengakui bahwa menjadi artis pendatang baru yang sedang naik daun tidak mudah untuk penyanyi muda Afgan. Pemuda berusia 19 tahun itu mengaku seringkali dihinggapi "demam panggung" sebelum pentas, apalagi di panggung besar yang tentunya dihadapan banyak penonton. "Saya paling tidak berani melihat penonton sebelum manggung karena takut gugup nantinya," kata Afgan pada acara jumpa penggemar sebelum pergelaran konser tunggalnya. Meski begitu, perlahan ia mulai menemukan jurus jitu menghilangkan "penyakit" demam panggungnya. Mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Indonesia itu memilih berloncat-loncat ria di belakang panggung sesaat sebelum pentas. "Daripada melihat penonton, lebih baik saya loncat-loncatan," kata pemuda berkacamata minus empat itu. Masa depan masih panjang buat Afgan, dan tampaknya ia telah merintisnya dengan start yang cukup sempurna. Pembuktian eksistensinya juga dapat dilihat pada album keduanya yang ia katakan akan segera dirilis akhir tahun ini. "Rencananya album baru saya akan keluar pada Desember atau pada paling tidak awal tahun depan," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008