Denpasar (ANTARA News) - Sedikitnya 10 ribu obor batang bambu diarak dari kawasan Pantai Kuta menuju monumen bom Bali di pusat ledakan bom kaum teroris enam tahun silam di Jalan Legian, Kuta, Minggu malam. Pawai obor yang diberangkatkan sekitar pukul 19.00 Wita dengan iringan musik tradisional bleganjur itu, tidak hanya diikuti masyarakat lokal, tetapi juga puluhan keluarga korban bom Bali 12 Oktober 2002 yang datang dari sejumlah negara. Turis mancanegara yang sedang berlibur di Pulau Dewata, juga nimbrung dalam kegiatan terkait enam tahun tragedi bom Bali yang merenggut ratusan nyawa dan korban luka-luka. Kemacetan mewarnai arus lalulintas di jalanan sekitar Kuta sejak sore hari, terutama yang menuju kawasan pantai. Bahkan jalan dari simpang tiga kawasan pertokoan menuju Pantai Kuta diberlakukan sistem buka-tutup dijaga aparat kepolisian. Di Jalan Pantai Kuta juga berlangsung kegiatan yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan olah raga pantai "Asian Beach Games" (ABG), sehingga kemacetan arus lalulintas sulit dihindarkan. Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam kesempatan terpisah menyebutkan bahwa pemerintah yang dipimpinnya tidak secara khusus menggelar kegiatan terkait peledakan bom enam tahun silam tersebut. "Pemprop tidak melakukan itu. Memang tidak ada kegiatan yang dimaksudkan untuk memperingati tragedi berdarah yang ditimbulkan oleh aksi terorisme," ucapnya. Menurut gubernur, apa yang dilakukan di Kuta dan juga di Denpasar, adalah murni terlahir dari masyarakat yang ingin menyerukan perdamaian ke seluruh pelosok dunia. "Itu tidak lebih dari sekedar ingin menyerukan perdamaian, bukan peringatan atas tragedi berdarah," katanya menjelaskan. Menurut rencana, usai pawai obor akan dilakukan renungan di kawasan "ground zero" (titik ledakan) yang pelaksanaannya dilakukan pada detik-detik letusan bom pukul 23.15 Wita. Diperoleh informasi, pada acara renungan malam tersebut juga akan dihadiri Gubernur Bali dan Konsul Australia di Bali.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008