Damaskus (ANTARA News) - Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang sedang berkunjung ke Suriah, Ahad, mendesak diakhirinya perpecahan antara faksinya, Fatah, dan gerakan saingannya, Hamas, setelah pembicaraan dengan Presiden Sudiah Bashar Al-Assad. Abbas memberitahu wartawan bahwa percekcokan di kalangan faksi Palestina harus diakhiri, jika tidak rakyat Palestina takkan dihormati dan tak seorang pun akan bahagia jika perpecahan itu berlanjut. "Kita tak dapat mencapai penyelesaian apa pun pada masa depan jika kita tetap terpecah," kata Abbas, seperti dilaporkan Xinhua. Abbas, yang tiba di Damaskus, Sabtu, untuk kunjungan dua-hari, menambahkan Suriah memainkan peran penting dalam upaya perujukan dan ia akan melanjutkan koordinasi dengan Suriah dan negara lain Arab, termasuk Mesir. Mesir, yang telah menjadi penengah dalam perujukan nasional Palestina sejak Hamas mengusir pasukan keamanan pro-Abbas dan mendepak partainya, Fatah, dari Jalur Gaza, pada Juni 2007, berencana menyerukan dialog nasional Palestina pada November. Namun sebelum dialog antar-Palestina pada November, Mesir bersiap menaja pembicaraan bilateral antara Hamas dan Fatah pada 25 Oktober, yang akan menjadi pertemuan resmi pertama antara kedua gerakan yang bertikai sejak percekcokan mereka meluas tahun lalu. Abbas mengatakan pembicaraannya dengan Bashar menyeluruh, sehingga mencakup semua masalah yang diusulkan dan berkaitan dengan perundingan dengan Israel, situasi di dalam tubuh Palestina dan pembicaraan perdamaian langsung antara Suriah dan Israel di bawa penengahan Turki. Mereka juga mengkaji upaya untuk membuat gagasan Arab disahkan pada Pertemuan Puncak Arab Damaskus pada Maret, kata Abbas. Menurut kantor berita resmi Suriah, SANA, Bashar menggaris-bawahi selama pertemuan tersebut bahwa pemulihan kesatuan nasional Palestina adalah "satu-satunya jaminan" bagi rakyat Palestina untuk meraih kembali hak mereka dan mendorong pendirian mereka pada perundingan perdamaian dengan Israel. Sementara itu Abbas menyampaikan pada pertemuan tersebut penghargaannya atas upaya Suriah dan perannya dalam mendukung perujukan nasional Palestina, terutama karena Suriah adalah pihak penting di wilayah tersebut dan dalam proses perdamaian, dan saat ini memangku jabatan pemimpin dalam Pertemuan Puncak Arab, kata SANA. Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Muallem mengatakan kepada wartawan setelah pembicaraan itu bahwa Damaskus menyampaikan kembali komitmennya bagi persatuan Palestina, dan menggaris-bawahi perlunya untuk mempercepat dialog nasional Palestina. "Melalui pembicaraan dengan semua faksi Palestina, kami mendukung upaya oleh Mesir untuk menyelenggarakan dialog dengan semua faksi karena ini mengarah kepada persatuan nasional Palestina," kata Al-Muallem. Sementara itu, pemimpin perunding Palestina Saeb Erekat menggambarkan pertemuan Abbas dengan Bashar sebagai "sangat positif:, dan mengatakan, "Kami merasakan keinginan Presiden (Bashar) Al-Assad untuk membuat dialog Palestina berhasil." Sebelumnya, Erekat mengatakan Abbas takkan bertemu dengan para pemimpin HAMAS yang tinggal di pengasingan di Suriah selama kunjungannya ke negeri tersebut. Seorang pemimpin senior Hamas, Sabtu, mengatakan gerakannya telah setuju dengan para penengah Mesir untuk membentuk pemerintah nasional Palestina dan memperbarui layanan keamanan sebagai bagian dari upaya menyelesaikan krisis dengan Fatah. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008