Jakarta (ANTARA News) - Para pelaku pasar kecewa terhadap pernyataan beberapa kalangan yang seakan-akan mendiskreditkan bahwa pasar modal itu tidak penting. "Jangan dilihat dari nilainya saja, tapi efek psikologisnya bahwa kebangkrutan pasar modal bisa menyeret sektor riil ke krisis," kata Direktur Asset Management PT Asia Kapitalindo Sekuritas, Harry Kurniawan, kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Menurut Harry, mereka jangan hanya melihat angkanya yang masih kecil, namun efek dari pasar modal yang bisa menyeret ke krisis. "Kita lihat di AS saat ini bahwa krisisnya Lehman Brothers dan kawan-kawan itu berawal dari pasar modal, dan saat ini telah menyeret ke sektor riil," jelasnya. Dia juga mencontohkan saat krisis ekonomi 1998 lalu juga berawal dari pasar modal. "Kita ingat dulu Presiden Soeharto saat terjadi penurunan di pasar modal mengatakan bahwa sektor riil masih kuat, namun kenyataannya terseret juga," katanya. Pernyataan yang seolah-olah mendiskreditkan pasar modal itu tampaknya telah membuat pelaku pasar kecewa, sehingga membiarkan pasar dibuka turun. "Kayaknya mereka tidak mendukung pasar, sehingga pelaku pasar memilih untuk keluar dari pasar untuk menempatkan dananya yang lebih menguntungkan," kata Harry. Dia berharap pemerintah melakukan dukungan kepada pasar modal dengan menenagkan pelaku pasar saham. "Jangan anggap remeh pasar modal, karena pasar saham merupakan kumpulan investor yang membiayai sektor riil. Kita ambil contoh Jasa Marga yang bisa membangun jalan ini, uangnya dari mana... kan berasal dari penerbitan obligasi dan ini dari pasar modal," tegas Harry. (*)

Copyright © ANTARA 2008