Manila (ANTARA News) - Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, Senin, menyerukan para pemimpin Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN), China, Jepang dan Korea Selatan untuk membahas langkah-langkah perlindungan terhadap pengaruh krisis keuangan global. Arroyo mengatakan, para pemimpin 10 negara ASEAN, China, Jepang dan Korea Selatan bisa bertemu di sela-sela Pertemuan Asia-Eropa ketujuh yang akan diselenggarakan di Beijing, pekan depan. Arroyo juga menyerukan para pemimpin negara-negara maju agar mempertimbangkan kepentingan-kepentingan negara-negara berkembang dalam rencana-rencana mereka yang bertujuan mengatasi melemahnya ekonomi di seluruh dunia. "Saya meminta ekonomi negara-negara berkembang dan industri baru bersatu dan melakukan pendekatan koordinasi untuk melindungi dampak kebangkrutan ekonomi negara maju," ujarnya, seperti dilaporkan DPA. "Saya minta negara-negara maju mempertimbangkan kepentingan negara-negara berkembang di dalam perencanaan mereka untuk mencegah melelehnya ekonomi di seluruh dunia," katanya menambahkan. Seruan Arroyo ini muncul pada saat krisis keuangan Amerika Serikat telah menyebar-luas ke Eropa dan bahkan kepada ekonomi negara-negara maju di Asia. Para pejabat Filipina khawatir krisis akan berdampak berat terhadap lapangan kerja karena kini lebih dari delapan juta orang Filipina bekerja di luar negeri, yang pengiriman uangnya menyebar di negara yang ekonominya dalam keadaan sulit itu. Arroyo berusaha mempertahankan pengaruh gejolak keuangan AS itu terhadap sektor perbankan Filipina, yang telah dibatasi sejak bank-bank lokal setidaknya terbuka bagi dampak kesulitan bank-bank asing. "Posisi kesanggupan melunasi hutang pada sistem perbankan di Filipina cukup memadai untuk menghadapi situasi krisis keuangan dunia pada saat ini," katanya. "Sikap konservatif luwes dari para bankir kami bisa disesuaikan dengan tinjauan masa depan secara bijaksana dari para perunding kami," ujarnya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008